TUBEI, KORANRB.ID - Keindahan Danau Tes di Kabupaten Lebong sudah cukup tersohor karena merupakan danau terbesar yang ada di Provinsi Bengkulu. Selain menyuguhkan pemandangan indah berupa danau yang alami, danau ini juga menyimpan mitos berupa keberadaan ular berkepala tujuh.
Danau seluas 750 hektare ini berada di lereng pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Berjarak sekitar 25 kilometer dari Kecamatan Muara Aman, pusatnya Kabupaten Lebong.
BACA JUGA:Heboh Penampakan Lempengan Bumi Mirip Kepala Ular Menuju Asia, Benarkah Ular Falak?
Posisinya berada persis di tepi jalan lintas Curup-Muara Aman. Di lokasi danau air tawar itu juga ada area wisata yang dikenal dengan sebutan Pondok Lucuk (pondok runcing, red).
Penamaan bangunan seluas 6x6 meter yang ada sejak era Kolonial Belanda itu mengikuti bentuk atapnya yang mengerucut. Di akhir pekan atau libur hari-hari besar, danau ini selalu dipadati pengunjung. Baik masyarakat lokal maupun wisatawan dari kabupaten/kota tetangga hingga luar provinsi.
Namun kebanyakan pengunjung hanya menikmati pemandangan alam danau dari tepian jalan atau pondok-pondok singgah yang banyak berdiri di sekitaran lokasi Danau Tes.
BACA JUGA:Danau Dendam Tak Sudah, Kisah Cinta yang Tak Direstui? Ini Ceritanya
Namun di balik keindahannya, Danau Tes sangat diyakini menyimpan banyak misteri. Bahkan sampai saat ini hampir merata masyarakat Kabupaten Lebong, khususnya yang menempati Desa Kota Donok dan Kelurahan Tes masih percaya dengan mitos keberadaan ular berkepala tujuh yang menjaga Danau Tes.
Sekalipun belum pernah ada satupun masyarakat yang melihat langsung, turun temurun mitos itu tetap mengakar di masyarakat. Keberadaan ular kepala tujuh itu sendiri berangkat dari cerita rakyat tentang Kerajaan Kutei Rukam yang pernah ada di Kabupaten Lebong.
Dalam kisahnya, Raja Bikau Bermano yang merupakan pemimpin kerajaan itu sempat dibuat panik oleh ular itu. Dimana Gajah Meram, sang putra mahkota tiba-tiba hilang saat menjalani prosesi upacara mandi bersama calon istrinya, Putri Jinggai di Danau Tes.
BACA JUGA:5 Lokasi di Seluma Mempunyai Cerita Mistis, Penampakan Bidadari Ada di Sini
Singkat cerita, Gajah Merik, adik Gajah Meram berhasil menyelamatkan kakaknya yang disembunyikan ular kepala tujuh, sang penunggu danau. Kemengan itu didapati setelah Gajah Merik bertarung dengan ular hingga memakan waktu tujuh hari tujuh malam. Setelah berhasil memenangkan pertarungan, Gajah Merik tidak sampai membuhuhnya.
Ular tetap dibolehkan bersemayam di dasar danau dan tidak boleh mengganggu masyarakat. Ular berkepala tujuh itu pun setuju. Tetapi sang ular sempat mengajukan permintaan akan tetap mengganggu masyarakat yang berbuat tidak senonoh di Danau Dendam. Yakni orang yang berniat merusak ekosistem di Danau Tes.
Di masyarakat, ular berkepala tujuh itu dipercaya bersembunyi di singgasananya yang posisinya berada persis di bawah Pondok Lucuk. Oleh karenanya saat ini masyarakat sekitar Danau Tes sangat menjunjung etika ketika berada di danau itu.