KORANRB.ID – Belakangan ini ancaman meningkatnya angka inflasi nasional termasuk di Bengkulu Utara (BU) kembali mulai terjadi.
Hal ini lantaran masih ada potensi melonjaknya harga bahan pokok dan berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
BACA JUGA:Tuntas Disortir, Surat Suara Robek dan Rusak Dicek Lagi
Salah satu yang diantisipasi oleh Pemkab BU saat agar tidak menurunnya pendapatan masyarakat, terutama pendapatan masyarakat dari sektor perkebunan yang masih memiliki dampak besar pada ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Perkebunan, Desman Siboro, SH menerangkan jika saat Disbun terus memantau terkait harga beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit masyarakat oleh perusahaan.
BACA JUGA:Mengaum dan Mangsa Dua Kambing, Warga Diteror Harimau Sumatera
Saat ini untuk harga TBS kelapa sawit yang ditetapkan oleh delapan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di BU dinilai masih cukup tinggi.
Saat ini harga TBS kelapa sawit masih rata-rata diatas Rp 2.200 per kilonya yang dinilainya cukup tinggi.
“Kita sangat paham, jika harga TBS kelapa sawit ini anjlok, apalagi sampai dibawah Rp 2,000 per kilo maka akan berdampak langsung pada menurunnya daya beli masyarakat,” terangnya.
BACA JUGA: 215 Desa Bengkulu Utara Diminta Segera Siapkan Penerima BLT DD
Ia memastikan jika Disbun terus meminta perusahaan melaporkan harga beli TBS setiap pekannya dari masing-masing perusahaan.
Bahkan Ia meminta perusahaan untuk konsisten minimal mempertahankan harga TBS untuk tetap diatas Rp 2.100 per kilo.
BACA JUGA:Penjabat Kades Diberi Beban Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan Bengkulu Utara
“Kita terus menjaga harga TBS tersebut untuk tetap stabil sehingga juga bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat yang mayoritas menggantungkan ekonominya pada sektor perkebunan kelapa sawit,” Pungkas Desman. (qia)