BENGKULU, KORANRB.ID- Tradisi Mebuug-Buugan merupakan salah satu warisan budaya unik dari masyarakat Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Ritual ini melibatkan penggunaan lumpur sebagai simbol utama dalam proses pembersihan diri.
Kata "Mebuug-Buugan" berasal dari "buug", yang berarti kotoran atau daki seperti lumpur.
Melalui pembentukan kata dengan imbuhan, istilah ini menggambarkan aktivitas melumuri tubuh dengan lumpur dalam jumlah besar, mencerminkan upaya membersihkan kekotoran baik fisik maupun spiritual.
BACA JUGA:Warisan Budaya Gorontalo yang Penuh Kearifan Lokal! Berikut 3 Fakta Menarik Lohidu
Yuk, kita simak 4 Fakta Menarik Tradisi Mebuug-Buugan, yang telah dirangkum koranrb.id, berikut ini:
1. Asal Usul dan Makna Tradisi Mebuug-Buugan
Dalam pelaksanaan ritual ini, warga Kedonganan berkumpul dalam jumlah besar untuk saling melumuri tubuh dengan lumpur.
Lumpur dianggap sebagai representasi Bhuta Kala, yakni kekuatan negatif atau kekotoran yang harus dihilangkan.
BACA JUGA:Tradisi Pawang Hujan, Dari Kepercayaan Kuno hingga Ritual Budaya yang Bertahan
Tujuan utama tradisi ini adalah membersihkan diri dari segala hal buruk menjelang datangnya hari suci, seperti Tahun Baru Saka.
Ini bukan sekadar permainan, melainkan bentuk pembersihan lahir dan batin, membuang energi negatif untuk menyambut masa depan yang lebih baik.
Ritual Mebuug-Buugan memiliki nilai sakral tinggi.
Lumpur simbolis ini melekat pada tubuh manusia, mirip dengan dosa atau kekotoran jiwa yang perlu dibersihkan.