Prosesi Mesbes Bangke, Jejak Filosofi Kehidupan dan Kematian dalam Budaya Bali
SAKRAL: Prosesi sakral terhadal jenazah tengab berlangsung.--SC/IG.sakademen_tampaksiri
KORANRB.ID - Ritual Mesbes Bangke di Bali merupakan salah satu prosesi adat paling sakral yang hingga kini tetap dipertahankan sebagai wujud penghormatan masyarakat terhadap perjalanan roh menuju alam berikutnya.
Tradisi ini, yang pelaksanaannya lebih dikenal sebagai prosesi memandikan jenazah sebelum upacara ngaben, bukan sekadar tindakan simbolis, melainkan bagian penting dari keyakinan masyarakat Hindu Bali dalam menjaga kesucian, keharmonisan dan keteraturan kosmis.
Dalam kepercayaan masyarakat Bali, seseorang yang telah meninggal dunia diyakini tengah memasuki fase peralihan, di mana roh harus dibersihkan dari segala keterikatan duniawi.
Pembersihan itu dilakukan melalui Mesbes Bangke, sebuah prosesi yang dilakukan dengan penuh ketelitian dan syarat makna spiritual.
BACA JUGA:Eksplorasi Tradisi Suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa! Berikut 4 Budaya Kalimantan Barat
Tradisi ini dianggap sebagai langkah awal untuk mengembalikan unsur panca maha bhuta dalam tubuh manusia ke alam semesta, sesuai prinsip hidup yang diyakini berasal dari unsur alami dan akan kembali kepada alam.
Mesbes Bangke biasanya dilakukan pada hari yang ditentukan sesuai perhitungan kalender Bali dan kesiapan keluarga. Prosesi ini dimulai dengan persiapan berbagai perlengkapan berbahan alami seperti air suci, kelapa, daun sirih, boreh dan bunga.
Air yang digunakan dalam prosesi tidak sekadar air biasa, melainkan air yang telah disucikan melalui doa-doa tertentu agar mengandung nilai pembersihan dan penuntunan bagi roh.
Tahapan prosesi dimulai dengan membuka kain penutup jenazah secara perlahan, kemudian tubuh dibersihkan menggunakan air kelapa yang melambangkan penyucian dari segala noda duniawi.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Permainan, Ini Fakta-Fakta Unik 4 Raja di Kartu Remi yang Jarang Diketahui
Air kelapa dipercaya memiliki kemampuan membersihkan unsur kasar yang masih melekat pada raga terakhir seorang manusia. Setelah itu, tubuh disiram air suci sebagai simbol pemurnian rohani, memastikan bahwa perjalanan roh menuju alamnya tidak terhalang oleh unsur-unsur negatif.
Selain penyucian dengan air, penggunaan boreh atau ramuan tradisional Bali juga menjadi bagian penting dalam ritual ini. Boreh dioleskan pada beberapa bagian tubuh tertentu yang dianggap sebagai pusat energi.
Ramuan ini melambangkan perlindungan terakhir serta penghormatan keluarga kepada orang yang telah meninggal. Bunga-bunga yang harum kemudian ditaburkan, menandakan bahwa jenazah telah siap melanjutkan perjalanan menuju prosesi pembakaran dalam upacara ngaben.
Keunikan Mesbes Bangke tidak hanya terletak pada ritualnya, tetapi juga pada nilai kebersamaan yang muncul dalam masyarakat. Prosesi ini umumnya melibatkan kerabat, tetangga, hingga para pemangku adat yang bekerja bersama tanpa memandang status sosial.