Demi untuk mendapatkan anak, mereka bertapa di gunung Bromo, setelah anak mereka lahir maka akan ditumbalkan kedalam kawah gunung Bromo.
Namun demikian, mereka sayang untuk menumbalkan Raden Kusuma, mereka menyembunyikannya di daerah Ngadas.
Hal tersebut membuat kawah gunung tersebut mengeluarkan letusan yang dahsyat, pada akhirnya Raden Kusuma memilih berkorban demi keselamatan keluarganya.
BACA JUGA:Fakta Menarik Suku Buton, Punya Mata Biru yang Menawan Serta Benteng Terluas di Dunia
Raden Kusuma berpesan untuk mengirimkan hasil bumi ke Gunung Bromo setiap tanggal 14 Kasada. Hal inilah yang menjadi cikal bakal adanya Kasada.
Suku ini menggunakan bahasa Jawa –Tengger dalam berkomunikasi sehari-hari. Setiap rumah suku yang beragama Hindu, ditandai adanya bangunan pura, seperti Pura Luhur Poten.
BACA JUGA:Suku Mandar, Sejarah, Budaya Hingga Keunggulannya di Lautan
Suku ini dikenal dengan rumah adatnya yang dikenal dengan nama Ranu Pani, serta dan mempunyai keunikan yaitu bentuk atapnya yang meruncing dan meninggi dan menumpuk ke atas.
Bubungan rumah adat ini tinggi dan mempunyai 1-2 jendela, dibagian depan rumah adat ini ada bale-bale atau tempat duduk bersantai.
BACA JUGA:Tradisi Adu Kerbau Suku Toraja, Ikon Pariwisata Indonesia
Adapun ragam dan bentuk tradisi yang masih dilakukan oleh suku Tengger adalah sebagai berikut:
1. Upacara Kasada atau Yadnya
Merupakan hari raya bagi masyarakat Tengger yang beragama Hindu Dharma.
Dimana Yadnya Kasada dilakukan pada hari ke-14 bulan Kasada dengan cara menggelar sesembahan berupa sesaji kepada Sang Hyang widi.
BACA JUGA:Suku Bugis, Karya Sastra Terpanjang di Dunia, Dikenal Taat Beribadah dan Tradisi Merantau
Upacara ini dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa tahap yaitu, Purkawa, Manggala, Ngulat Umat, Tri Sandiya, Muspa, Pembagian Bija, Diksa dan Penyerahan sesaji ke Gunung Bromo.