Dimana Rencong mempunyai fungsi untuk menikam musuh pada saat berhadap-hadapan secara langsung dengan musuh.
BACA JUGA:Suku Mandar, Sejarah, Budaya Hingga Keunggulannya di Lautan
Pada zaman kerajaan Aceh Darussalam, rencong tersebut selalu diselipkan di pinggang depan. Hal ini dikarenakan rata-rata, rakyat Aceh yang mempunyai keberanian sungguh luar biasa besar, baik pria maupun wanita, karena bagi orang Aceh rencong di ibaratkan tentara dengan bedilnya yang merupakan simbol keberanian, kebesaran, ketinggian martabat serta keperkasaan orang Aceh.
Dimasa penjajahan, Portugis harus berpikir panjang untuk mendekati orang Aceh. Dimana keberadaan rencong juga membuat Aceh dikenal sebagai Tanah Rencong.
BACA JUGA:Tradisi Adu Kerbau Suku Toraja, Ikon Pariwisata Indonesia
Adapun bentuk Rencong mempunyai mata pisau yang tajam dan terasah pada satu sisi saja. Hal tersebut biasanya ditemukan pada jenis senjata tajam bangsa-bangsa rumpun Melayu.
Selain itu, Rencong berbentuk lurus sedikit menekuk pada bagian ke ujung mata pisaunya. Pada, mata rencong memiliki kemiripan dengan salah satu senjata Turki, yaitu Kilij, namun demikian ukuran Kilij lebih besar daripada rencong.
BACA JUGA:Suku Bugis, Karya Sastra Terpanjang di Dunia, Dikenal Taat Beribadah dan Tradisi Merantau
Bentuk dari Rencong mempunyai kesamaan dari senjata orang Turki, hal ini dikarenakan pengaruh dari Turki terhadap Aceh sangat kuat. Dimana nilai yang terkandung di dalam rencong lebih ini lebih dipengaruhi oleh Islam.
Secara fisik, bentuk keseluruhan rencong adalah perwujudan dari simbol tulisan bismillah. Dengan gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada bagian sikunya merupakan perwujudan aksara Arab ‘ba’. Dimana bujuran gagang tempat genggaman berbentuk aksara Arab ‘sin’.
BACA JUGA:Menilik 10 Suku di Pulau Sulawesi, Salah Satunya Suku Buton, Begini Sejarah dan Adat Uniknya
Bentuk-bentuk lancip yang menurun ke bawah pada pangkal besi dekat gagang Rencong adalah perwujudan aksara Arab ‘mim’. Sedangkan lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujung adalah perwujudan dari aksara Arab ‘lam’.
Pada ujung yang runcing sebelah atas mendatar serta bagian bawah yang sedikit menekuk ke atas merupakan perwujudan aksara Arab ‘ha’.
BACA JUGA:Menilik 5 Suku Asli Di Kepulauan Riau, Salah Satunya Suku Hutan, Beserta Keunikan Adat Istiadatnya
Dengan demikian, rangkaian aksara ‘ba’, ‘mim’, ‘lam’, dan ‘ha’, adalah perwujudan kalimat ‘bismillah’. Adapun Rencong Meucugek, disebut demikian karena pada gagang rencong ini terdapat suatu bentuk panahan dan perekat pada gagangnya yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek.
Dalam bahasa Indonesia, cugek diartikan lengkungan, cugek atau gagang bengkok yang bengkoknya 90 derajat ke bagian belakang bilah atau sekitar 8-10 cm.