"Ya saya sudah cawapres. Jadi harus jelas langkah saya bagaimana," terang. Dan jabatan menteri merupakan hak preogratif presiden.
Rencana pertemuan itu, diungkap Mahfud sebagai suatu langkah yang sudah semestinya dia lakukan. Ibarat orang Jawa, "ojo tinggal glanggang, colong playu".
BACA JUGA:30 Pelamar Rebut 15 Kursi Pendamping Haji Daerah, Ini Tahapan Tesnya
BACA JUGA:Hadirkan Santika Best Wedding Deals, Wujudkan Pernikahan Impian
Jangan meninggalkan masalah dan lari dari permasalahan itu. "Sudah ya. Saya belum bertemu (dengan presiden,Red)," katanya.
Sebelumnya, pasangan Capresnya, Ganjar Pranowo juga telah menyarankan Mahfud untuk mengundurkan diri sebagai menteri.
Dorongan tersebut dilakukan Ganjar agar wakilnya itu tak terjebak dalam konflik kepentingan.
Sebab sebagai menteri, Mahfud tentu bisa silap menggunakan fasilitas negara dalam rangka kampanye.
Pun sikap netral pun bisa dipersoalkan. Karena bagaimana pun, posisi Mahfud masih sebagai pejabat negara.
BACA JUGA:Maret, Gedung SMKN 3 Kota Dibangun, KBM Daring Masih Diterapkan
BACA JUGA:Perkuat Kerja Sama Industri Alat Kesehatan, Kemenperin Gandeng Dubai Health Authorithy
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana kemarin membenarkan pertemuan antara Mahfud dengan Pratikno. Namun dia menegaskan bahwa pertemuan itu tidak membahas soal rencana mundurnya Mahfud dari Menkopolhukam atau menyerahkan surat pengunduran diri.
”Dalam pertemuan itu Pak Mahfud MD menyampaikan permohonan kepada Bapak Presiden untuk dapat diterima menghadap beliau dan tentu saja saat itu Pak Mensesneg menyampaikan bahwa presiden sedang berada di luar kota,” katanya.
Memang Jokowi dari Senin hingga hari ini dijadwalkan berada di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Salah satu agenda hari ini adalah menghadiri Harlah ke-101 NU. Rencananya Jokowi kembali ke Jakarta 1 Februari 2024.
Pertemuan dengan mensesneg untuk membuat janji dengan presiden merupakan hal yang lumrah.
BACA JUGA: SMPIT Baitul Izzah Resmikan Gedung Baru, Diberi Nama Gedung Drs. Adjis Ahmad