JAKARTA, KORANRB.ID – Kemarin (30/10) Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) terkait Palestina dan Israel. Setelah ratas tersebut, dia kembali menegaskan sikap pemerintah Indonesia yang mengutuk keras serangan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Jokowi mengatakan bahwa Indonesia sangat marah terhadap memburuknya situasi di Gaza. Hal ini terutama situasi kemanusiaan. "Posisi Indonesia sangat jelas dan tegas: mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza," ucapnya.
BACA JUGA:Turki Deklarasikan Israel Penjahat Perang, Staf MER-C Indonesia Sempat Dinyatakan Hilang
Kepala Negara pun menyerukan agar kekerasan di Gaza harus segera dihentikan dan gencatan senjata harus terus diupayakan. "Indonesia terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mengupayakan penyelesaian masalah ini," imbuhnya.
Selain itu, Jokowi juga mendorong agar bantuan kemanusiaan dipercepat. Menurutnya, Indonesia akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina pada pekan ini. "Yang akan disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan rakyat Palestina, dan kloter pertama akan dikirimkan minggu ini. Bantuan ini adalah gabungan bantuan dari pemerintah dan dunia usaha serta masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi terus menggalang dukungan untuk penghentian perang di Gaza. Salah satunya, dengan menghubungi Lithuania untuk bergabung dalam seruan tersebut. Sehingga diharapkan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di sana dapat segera dihentikan. Kemudian, bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan, aman, dan tanpa hambatan bisa disalurkan.
BACA JUGA: Israel Bom 26 Masjid dan 1 Gereja di Gaza
Hal tersebut disampaikan Retno usai bertemu Menlu Lithuania Gabrielius Landsbergis di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Pejambon, Jakarta, Senin (30/10).
Ia menegaskan, dalam tiga pekan terakhir, lebih dari 7 ribu orang terbunuh di Gaza. Di mana, 68 persennya adalah perempuan dan anak-anak. ”Apakah angka-angka ini tidak cukup untuk menghentikan pembunuhan, dan memulai gencatan senjata kemanusiaan dengan segera, tahan lama, dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan?” tegasnya.
Ia pun kembali menekankan, bahwa pendudukan ilegal Israel di tanah Palestina harus segera diakhiri berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional. ”Seluruhnya harus menjaga keadilan dan kemanusiaan,” pungkasnya.
BACA JUGA:Bom Israel 6 Hari ke Gaza Setara Bom Setahun AS di Afghanistan
Pada kesempatan terpisah, WNI yang menjadi relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Gaza Fikri Rofiul Haq mengaku, dalam kondisi baik pasca gempuran militer Israel sejak Jumat (27/10). Termasuk, dua rekan WNI lainnya.
Sejak Jumat, kata dia, jalur Gaza dibombardir oleh rudal militer Israel. Jaringan internet dan komunikasi ditutup. Mereka benar-benar terisolasi dari dunia luar selama dua hari penuh.
”Dua malam yang sangat berat. Gempuran-gempuran militer Israel tak ada hentinya, dari sore hingga malam, suara ledakan tak ada hentinya. Dan benar-benar sangat besar,” ungkapnya.
Bahkan, menurut dia, ada roket Israel yang sengaja menargetkan di area sekitar rumah sakit Indonesia (RSI) di Gaza. Karena jarak yang terlalu dekat, suara dan getarannya pun membuat bangunan dan wisma yang mereka tinggali bergetar hebat. Hal ini mengakibatkan plafon di rumah sakit dan wisma ambruk. ”Sehingga kami pun memutuskan istirahat di basement RSI,” tuturnya.