BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Benteng Ana di Kabupaten Mukomuko, Dipercaya Ada Terowongan ke Kota Bengkulu
BACA JUGA:Suku-suku di Pulau Jawa, Salah Satunya Suku Tengger, Punya Tradisi Unik
Yang pertama adalah mimpi bersifat manifes dan kedua adalah bersifat laten.
Adapun manifes dapat kita lihat dari melalui gambar, pikiran, dan konflik di dalam mimpi tersebut.
Sedangkan laten merupakan makna psikologis yang tersembunyi di dalamnya.
2. Teori Sintesis-Aktivasi
BACA JUGA:Mitos Ular Penjaga Danau Nibung Mukomuko Terkait Nyi Roro Kidul
BACA JUGA:Suku Makassar, Sejarah, Kebudayaan, Adat Istiadat Beserta Keunikannya
Hipotesis sintesis-aktivasi dalam sebuah mimpi pertama kali diusulkan oleh J. Allan Hobson dan Robert McClarley di tahun 1977.
Teori tersebut menyebutkan bahwa aktivitas otak dalam tidur nyenyak, mempunyai kesamaan dengan aktivitas otak pada saat kita sedang dalam keadaan tersadar.
Dimana sirkuit otak tetap mempunyai aktivitas yang normal seperti saat kita terbangun.
BACA JUGA:Banyak yang Salah Kaprah, Ini Perbedaan Antara Anime dan Kartun
BACA JUGA:Suku Minahasa, Punya Sistem Pemimpin yang Terkuat serta Tradisi Unik
Oleh sebab itulah, kita akan tetap mempunyai respons emosi yang nyata saat bermimpi.
Dimana dalam fase tersebut, maka otak juga akan mengakses Long Term Memory untuk mengambil struktur pengetahuan dalam potong-potongan kecil dan membentuk sebuah narasi dan cerita.
Adapun beberapa latar belakang tempat di dalam mimpi, kemungkinan pernah kamu lihat sebelumnya.