BENGKULU, KORANRB.ID – Tidak kurang dari 618 Hektar sawah di Kota Bengkulu terdampak kekeringan akibat kemarau yang bekepanjangan.
57 hektare diantaranya sudah ditanam, namun pertumbuhan padi sawah terganggu. Lantaran kurangnya pasokan air yang mengairi sawah mereka.
Dipatikan produktifitas dari petani padi di Kota Bengkulu akan turun derastis. Karena hampir 90 persen lahan persawahan tidak dapat diolah karena kekeringan.
BACA JUGA:300 Peserta Berkompetisi di Fun Run HLN ke-78
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu, Adriansyah, SP, MM saat diwawancarai RB.
“Saat ini kita punya sawah seluas 675 hektare. Terdampak kekeringan seluas 618 hektar dengan 57 hektar masih dalam kondisi produksi dengan kapasitas yang minim,” ujarnya.
Pihaknya juga menyebutkan ada potensi penurunan produktivitas produksi padi untuk petani Kota Bengkulu karena banyaknya sawah yang tidak berproduksi. Hal ini dikarenakan kekeringan melanda yang menyebabkan kegiatan bercocok tanam tidak dapat dilakukan.
“Pastinya produktifitas menurun, karena banyak sawah kita tidak produksi. Disebabkan pasokan air yang tidak memenuhi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Bersisa Rp 307,2 Miliar, DAU Gaji PPPK Terancam Hangus
Ia mengimbau ke petani agar menanam beberapa komuditas yang tidak banyak memerlukan air.
“Bisa jadi jagung, atau beberapa tanaman yang tidak butuh banyak air. Agar setidaknya bisa mendapatkan pendapatan selama musim kemarau ini,” ungkapnya.
Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu berupaya agar dapat melakukan tindakan pemberian bantuan untuk petani pada masa kekeringan ini.
Pihaknya berharap, petani dapat bersabar dan berdoa agar hujan dapat diturunkan dalam waktu dekat.
“Kita upayakan ada bantuan, dan tentu kita tidak bisa melawan alam dan tuhan. Kami berharap, petani, masyarakat Kota Bengkulu agar sama-sama berdoa, berusaha, agar kekeringan ini cepat berakhir. Sehingg petani bisa beraktivitas seperti bisa,” sebutnya.
Salah satu petani di Kelurahan Semarang, Tejo menjelaskan, saat ini tidak bisa menanam padi, karena sawah yang kering.