BENGKULU, KORANRB.ID – Waha Lingkungan Hidup (Walhi) Bengkulu merilis 184 Desa di pesisir pantai Bengkulu terancam abrasi.
Ancaman abrasi itu sepanjang 525 kilometer kawasan di desa tersebut.
“Krisis iklim yang mengancam wilayah pesisir menyebabkan masyarakat kehilangan ruang hidup dan ruang penghidupannya,” ujar Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga, Senin 6 Februari 2024.
Lebih lanjut dikatakan Ibrahim, hingga saat ini Pemerintah belum juga mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi dampak dari adanya krisis iklim yang terjadi.
BACA JUGA:Mantan Direktur PDAM RL Divonis 1 Tahun Penjara, Jumlah KN, Hakim Beda Pendapat
Yakni dampak dari ancaman abrasi yang mengancam 184 desa itu.
Hal ini, disebabkan, karena adanya pertambangan di wilayah pesisir.
Selain mempercepat laju abrasi, turut mengancam wilayah tangkap nelayan tradisional.
“Bahwa hak atas lingkungan hidup pada hari ini belum terpenuhi bahkan kerap kali dilanggar.
BACA JUGA:Tsk P3nc*b*lan Diringkus, Korbannya Pelajar SMP
Namun krisis lingkungan yang terjadi hari ini justru tidak menjadi bagian penting dari gagasan yang digaungkan oleh Capres (Calon Presiden, red) dan Cawapres (Calon Wakil Presiden, red),” ujarnya.
Hal ini menunjukan bahwa krisis lingkungan belum menjadi persoalan yang serius untuk ditangani apabila capres dan cawapres terpilih.
Gagasan yang digaungkan oleh ketiga capres dan cawapres terkesan penuh gimmick dan minim substansi.
Selain itu, apabila melihat dari tim pemenangan masing-masing capres dan cawapres, memiliki keterlibatan secara langsung terhadap keberadaan industri ekstraktif dibeberapa daerah di Indonesia.
BACA JUGA: PH: Ada Pihak Lain Lebih Bertanggung Jawab, 2 Terdakwa Asrama Haji Dituntut Berbeda