BENGKULU, KORANRB.ID – Selain bulan Ramadhan, Umat Islam meyakini bahwa Bulan Sya’ban merupakan bulan yang mulia.
Sebab di dalamnya banyak terdapat kisah penting yang berkaitan dengan agama Islam.
Diantaranya yakni, di bulan Sya’ban inilah kiblat Umat Islam yang awalnya berada di Masjidil Aqsha dipindahkan ke Masjidil Haram.
Bulan Sya’ban diapit oleh Bulan Rajab dan bulan Ramadhan sehingga banyak amalan-amalan yang dianjurkan di lakukan di bulan Sya’ban.
BACA JUGA:8 Amalan Menyambut Bulan Ramadhan yang Segera Tiba, Jangan Dianggap Sepele
Diantara amalannya disebut juga amalan Nisfu Sya’ban yaitu amalan yang dikerjakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
Diantara amalan yang dilakukan di pertengahan bulan Sya’ban itu yakni berpuasa.
Puasa Sya’ban adalah puasa yang dilakukan di bulan Sya’ban. Berdasarkan hadist dari Nabi Muhammad SAW, puasa ini hukumnya sunnah.
Adapun hadisnya yang menyatakan nabi Muhammad SAW juga melaksanakan puasa Sya’ban yakni :
BACA JUGA:Genjot Kolaborasi Percepatan Industri Halal Nasional, Indonesia Peringkat Ketiga
Artinya: Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’ beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’ aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadlan dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).
Namun, ada hadits yang mengharamkan puasa pada separuh kedua bulan Sya’ban:
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
BACA JUGA:Jelang Pemilihan Umum, Ini Pesan Gubernur Bengkulu
Berdasarkan hadits di atas, maka puasa Sya’ban haram dilakukan bila dimulai pada tanggal 16.
Oleh karena itu, Puasa Sya’ban harus dimulai sebelum tanggal tersebut, yakni dari tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15.
Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Sya’ban sesuai petunjuk hadits tersebut.
Adapun tata cara puasa Sya’ban, sebagai berikut.
BACA JUGA:BSI Kerja Sama Pemprov Bengkulu, Apa Itu E-Health?
1.Niat
Niat puasa baik dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa,” atau dengan cara yang lebih baik sebagaimana berikut:
Nawaitu shauma sya’bana lilahi ta’ala. Artinya: Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’ala.
Tidak hanya niat di dalam hati, namun kita juga disunnahkan untuk mengucapkannya secara lisan.
Niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.
BACA JUGA:Nelayan Diminta Kembangkan Hasil Perikanan ke Industri Perdagangan
2. makan sahur.
Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Menahan diri
Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
4. Jaga diri
Selama melaksanakan puasa Sya’ban cobalah untuk menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berbicara kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
BACA JUGA:Penyebab Pengajuan KUR Ditolak: Berikut Tips Bisa di ACC Rp500 Juta
Rasulullah saw bersabda: Artinya: Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra).
5. Segerakan berbuka
segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib.
Lalu apa Keutamaan Puasa di bulan Sya’ban? Salah satunya adalah bisa mendapatkan syafaat Rasulullah saw pada hari kiamat kelak. Syekh Nawawi al-Bantani berkata:
Artinya: Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat. (*)