BENGKULU, KORANRB.ID - Kasus bunuh diri di Kabupaten Seluma menjadi sorotan seluruh lapisan masyarakat.
Bagaimana tidak, kurun waktu 2 hari ada 3 kasus bunuh diri dengan cara gantung diri.
Tokoh agama maupun kepolisian sepakat bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam pencegahan aksi bunuh diri agar kedepannya kasus serupa tidak kembali terjadi di Kabupaten Seluma.
Seperti yang disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Seluma, H. Heriansyah, S.Ag, MH mengatakan sangat prihatin atas banyak terjadinya kasus bunuh diri tersebut.
BACA JUGA:Tersangka Curas Depan Balai BUntar Diringkus Polisi, Begini Kronologisnya
BACA JUGA:Ada 3 Inisial Daftar Pencarian Orang dalam Perkara KUR Lebong, Simak Penjelasan Peran 3 DPO
Maka dari itu diharapkan ada upaya antisipasi untuk mengurangi kejadian serupa. Menurutnya, bunuh diri adalah hal yang kompleks, karena tidak diakibatkan penyebab atau alasan tunggal.
Perilaku bunuh diri bisa diakibatkan adanya interaksi dari berbagai faktor. Seperti faktor biologis, genetik, psikologi, sosial dan ekonomi, termasuk faktor lingkungan.
Begitupun dari sisi agama, dalam ajaran agama Islam, perbuatan bunuh diri sangatlah dilarang dan tidak diperbolehkan,
karena perbuatan tersebut sangat diharamkan Allah, karena nyawa harus dilindungi, tidak ada seorangpun yg boleh meutuskan nyawa seseorang kecuali Allah atau atas seizin-Nya.
BACA JUGA:Tuntutan Perkara Samisake Ditunda, Begini Tanggapan PH Terdakwa, Minta Penyidik Seret Tsk Lain
BACA JUGA:Mantan Direktur PDAM RL Divonis 1 Tahun Penjara, Jumlah KN, Hakim Beda Pendapat
"Biasanya penyebab adanya bunuh diri terjadi akibat adanya masalah dalam keluarga dan pribadi yang tidak ada penyelesaian secara baik.
Maka dari itu, harus ada keterbukaan dan dialog antar keluarga untuk memberikan semacam nasehat dan masukan yang positif, sehingga menenangkan jiwa yang sedang tidak stabil," jelasnya.
Senada dengan Kakan Kemenag, Kapolres Seluma, AKBP. Arif Eko Prasetyo melalui Kasi Humas AKP. Andi Winawan turut mengimbau kepada masyarakat