"Laporan mengenai adanya petugas kita yang terpaksa dirawat secara medis usai pencoblosan telah ditindaklanjuti.
Untuk layanan kesehatannya, semua ditangani langsung BPJS," tambah Asuan.
Tingkat kelelahan yang dialami petugas penyelenggara Pemilu 2024 di Kabupaten Kepahiang cukup tinggi.
Dari pantauan di lapangan, beberapa TPS masih menjalani penghitungan suara hingga, Kamis 15 Februari 2024 pagi.
Seperti yang terjadi di beberapa TPS Kecamatan Kepahiang.
Kondisi ini juga dibenarkan, Ketua Panwascam Kepahiang Sandes Syahputra.
BACA JUGA:Incumbent Diprediksi Digeser, 4 Srikandi Bengkulu Menuju Senayan, 2 Wajah Baru
"Untuk petugas yang sampai dirawat ke rumah sakit di wilayah kita, syukurnya tak ada. Tapi memang petugas sangat lelah, karena ada beberapa TPS yang melakukan penghitungan hingga pagi," jelas Sandes.
Dengan sisa waktu dan tenaga yang ada, ia berharap para tenaga penyelenggara Pemilu baik dari bidang pengawasan dan KPPS dapat bekerja maksimal.
"Tahap selanjutnya yang juga berpotensi menyita tenaga ekstra adalah pleno di tingkat kecamatan. Teman-teman di bidang pengawasan terus kita ingatkan untuk tetap mengedepankan kesehatan dalam bekerja," terang Sandes.
Di bagian lain, seorang pria warga Kelurahan Padang Lekat, Kecamatan Kepahiang berinisial Ju, harus meringkuk di sel tahanan Polsek Kepahiang.
Ju diamankan usai mengamuk di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12, Kamis 15 Februari 2024 sekira pukul 05.30 WIB.
Dari hasil pemeriksaan, Ju diketahui baru saja menenggak minuman keras alias miras hingga mengamuk saat petugas KPPS masih bekerja menyelesaikan penghitungan suara Pemilu 2024 hingga pagi.
Parahnya tak sekedar ngamuk, Ju sampai berbuat anarkis hingga sempat melakukan tindak kekerasan kepada petugas.
BACA JUGA:5 Kepunahan Massal yang Pernah Terjadi di Bumi, Apa Penyebabnya?
Ada salah satu petugas yang sempat menerima tamparan dan pukulan.