"Melalui sistem tersebut, kita berhasil meningkatkan produktivitas hingga 13 ton/ha di Kab Mukomuko dan Kabupaten Kepahiang," katanya.
Darjana juga menuturkan TPID bersama KPW BI Provinsi Bengkulu dan pemerintah pusat, akan terus bersinergi secara intensif dalam menjaga ketersediaan pasokan terutama menjelang momen Hari Besar Keagamaan (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri.
Masyarakat diimbau untuk berbelanja secara bijak sesuai kebutuhan dan menghindari perilaku panic buying.
Pemerintah daerah melalui TPID akan terus melakukan langkah 4K.
"4K di sini yaitu, menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif guna memastikan pencapaian inflasi yang rendah dan stabil di Provinsi Bengkulu," beber Darjana.
Di sisi lain, Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, mengatakan komoditi beras, pada akhir tahun 2023 lalu memang menjadi penyumbang terbesar inflasi tahun 2023.
BACA JUGA:Audiensi GPPNS Soal Usulan Kuota PPPK 2024, Minta Akomodir 1.500 Guru, Ini Hasilnya
Ke depan, perlu dilakukan antisipasi.
Sebab hampir sepanjang tahun ini, beras sering terjadi kelangkaan, harganya yang terus bergerak.
"Perlu dilakukan antisipasi ke depan, komuditi-komuditi yang memberikan sumbangan terbesar seperti beras ini," kata Win, saat penyampaian Press Rilis Bulanan yang dilakukan di Aula Bunga Kibut BPS Provinsi Bengkulu.
Dikatakannya, ke depan Provinsi Bengkulu harus berhati-hati dan melakukan langkah-langkah agar komoditas bisa terkendali, khususnya beras.
"Ini merupakan PR bersama bagi pengambil kebijakan agar menangani ini, terkhusu untuk Pemprov Bengkulu," kata Win.
Antisipasi dan langkah-langkah tersebut, sebelumnya sudah dilakukan oembahasan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu.
Dari segi kelangkaan tersebut, dikatakan Win perlu dilakukan tata kelola.
BACA JUGA:Polisi Selidiki Laporan Penganiayaan Mahasiswi, Begini Kronologisnya
Bukan dari segi pedagangnya, tetapi dari sisi pedagangnya.