Untuk itu, perlu dilakukan penanganan tata kelola komoditi maupun tata niaganya.
"Hal itulah yang perlu kita antisipasi bersama. Agar ini bisa teratasi di 2024 ini," ujarnya.
Sementara itu, dijelaskan Win, pada Desember lalu inflasi bulanan Provinsi Bengkulu 0,24 prsen.
Memang terjadi kelonjakan jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Hal tersebut dikarenakan, pada Desember ini terjadinya Hari Besar Keagamaan (HBK) Natal juga juga disertai dengan menyambut Tahun Baru 2024.
"Sebenarnya angka tersebut cukup sesuailah. Karena diakhir tahun ini ada berbagai kegiatan diantaranya Natal dan menjelang Tahun Baru yang ada peningkatan inflasi. Dengan berbagai upaya sehingga bisa dikendalikan terjadilah 0,24 persen," terangnya.
Pada pemaparan rilis inflasi, Win menyampaikan pada Desember 2023 kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,2 persen.
Sedangkan kelompok kesehatan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.
Sementara inflasi yang lebih dominan memberikan inflasi yakni, beras 0,08 persen, bawang merah 0,03 persen, emas perhiasan 0,03 persen, angkutan udara 0,02 persen, air kemasan 0,02 persen, gula pasir 0,02 persen.(**)