”Pada Senin sekitar pukul 03.00, kata tetangga, ada bunyi ledakan keras. Tapi, saya tidak mendengar apa-apa, hanya mendengar pecahan kaca jendela di sebelah kamar tempat saya tidur,” ujarnya.
Lantaran panik, pria 53 tahun itu keluar rumah menuju rumah tetangga di sebelah timur rumahnya.
Namun, tetangganya justru memberi tahu bahwa ledakan itu terjadi di rumah pertamanya.
Rumah tersebut berada di belakang rumah yang ditempati untuk tidur malam itu.
”Saat saya lihat, di rumah pertama yang berdempetan dengan tempat saya tidur ini sudah banyak kepulan asap akibat ledakan.
Semuanya sudah berantakan, baik kaca jendela, pintu rumah, dan sebagainya,” ungkapnya.
Rumah itu biasanya sering ditempati Kusyairi untuk istirahat ketika siang.
Pada malam hari, rumah tersebut ditempati anaknya.
Sebelum terjadi ledakan, rumah itu ditempati buah hatinya yang ketiga atas nama Qurrotul Ainiyah.
”Tapi, pada pukul 02.00 pindah ke rumah ini karena badannya meriang (panas). Satu jam kemudian, baru ledakan itu terjadi,” katanya.
Setelah terjadi ledakan, dia bertanya kepada tetangga sekitar apakah melihat orang yang mencurigakan. Namun, tidak ada yang mengetahui.
”Semua tetangga sama sekali tidak melihat ada orang yang melempar bom atau orang yang berjalan mencurigakan seusai kejadian itu,” terangnya.
Dia mengakui memang bertindak sebagai ketua KPPS TPS 06 Desa Nyalabu Daya. Selama dia bertugas, semuanya berjalan lancar.
Tidak ada permasalahan, baik dengan saksi partai maupun lainnya.
”Selama ini tidak pernah saya mendapat teror apa pun, baik melalui handphone dan sebagainya. Putri saya yang tidur di rumah itu saya tanyakan juga tidak punya masalah dengan orang lain,” ujarnya.
Setelah terjadi ledakan, rumah Kusyairi diperiksa tim Inafis Polres Pamekasan dan tim Gegana Satbrimob Polda Jatim.