Pihaknya juga sudah melakukan penelitian mahalnya harga Batik Basurek di Bengkulu.
"Mahalnya harga Batik Basurek itu ternyata karena bahan bakunya yang masih ambil dari luar, belum bisa produksi sendiri. Termasuk juga printingnya.
Kalau nanti kita punya printing sendiri," ujarnya.
BACA JUGA:HUT Ke-21 Mukomuko: Bupati Sampaikan Capaian Jaminan Kesehatan, Dewan Kritik Obat Pelayanan RSUD
Hibah yang diberikan tersebut, dikatakan Kiagus nantinya akan digunakan untuk penelitian-penelitian.
Baik untuk pembuatan bahan malam, lilin, dan sebagainya.
Yang selama ini bahan bahan-bahan tersebut masih dibeli di Pulau Jawa.
"Padahal, itu sumbernya dari limbah sawit. Sementara di Bengkulu, limbah sawit ini sangat berlimpah. Itu nanti akan kami kaji dan pelajari," ujarnya.
BACA JUGA:Dana BOS Rp18 Miliar Segera Disalurkan, Ini Besarannya untuk Setiap Pelajar
Dengan begitu, ditargetkan pada tahun-tahun yang akan datang, Provinsi Bengkulu tidak beli lagi membeli bahan dari luar.
"Sehingga batik basurek yang memang kain tulis dan sebagainya, tidak lagi mahal.
Bahan-bahannya itu (malam, lilin, dan sebagainya) akan kita buat dari Bengkulu.
Karena kan untuk malam dan segala macam dari sawit, mungkin itu nanti akan kita kembangkan," ujarnya.
BACA JUGA:Jangan Terlambat, Laporan SPT Wajib Pajak Paling Lambat 31 Maret 2024
Sementara itu, diketahui pada pelaksanaan Sarasehan dan Silaturahmi tersebut, juga ditampilkan proses lukis dan pameran Batik Basurek serta lukisan-lukisan dari pelukis Bengkulu.
"Jumlah totalnya ada 6 orang lukisan dan 6 stand untuk batik. Itu (lukisan) sebagian diselesaikan tadi malam (Sabtu malam). Itu termasuk cepat, karena biasanya sampai 3 bulan," tutupnya.