Sebelum masa panen sekitar akhir Maret atau April, mungkin harga masih akan naik.
Namun, itu bergantung juga pada langkah pemerintah.
BACA JUGA:Motor Wartawan RBTV Hilang Dicuri, Begini Kronologisnya
Untuk diketahui, kontribusi kenaikan harga beras terhadap inflasi bisa lebih dari 0,2 persen.
”Kita bisa lihat dari rilis inflasi BPS cukup mengkhawatirkan. Terutama kondisi masyarakat rentan,” tandasnya.
Temuan Lapangan
Polda Sumatera Utara (Sumut) menemukan indikasi pelanggaran dalam distribusi beras Bulog.
Dalam sidak gabungan Polda Sumut dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan pemerintah yang tergabung dalam satgas pangan, ditemukan adanya dugaan beras Bulog yang dikemas ulang dengan tujuan menaikkan harga.
BACA JUGA:Heboh! Puluhan Wali Murid Datangi SDN 1 Kota Bengkulu, Ini Persoalannya
Kasubdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Sumut AKBP Bambang Rubianto menyatakan, indikasi kecurangan itu ditemukan di tiga pasar di Medan, yakni Pasar Petisah, Pasar Suka Ramai, dan Pasar Simpang Limun.
Indikasi kecurangan tersebut berupa beras Bulog yang kemasannya diganti dengan merek lainnya.
”Harganya tidak sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi) Rp 11.500,” ucapnya.
Pedagang menjualnya dengan harga Rp 13.500 per kg.
BACA JUGA:Ini 8 Tips Puasa Ramadan Sehat Ala Rasulullah, Bisa Kamu Coba!
Dengan begitu, ada selisih Rp 2 ribu dari harga yang ditetapkan pemerintah.
”Kemasan ulang ini kemungkinan agar bisa dijual dengan harga lebih tinggi,” ungkapnya.