JAKARTA, KORANRB.ID – Harga beras diprediksi akan terus berlanjut. Apalagi akan menghadapi bulan puasa yang sebentar lagi akan tiba.
Harga beras yang relatif tinggi ini diprediksi akan berlangsung hingga masa panen tiba.
Masa panen diprediksi akan dimulai pada akhir maret ini.
Sebagaimana dilansir Jawapos, menurut Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar, salah satu penyebab beras naik tidak lepas dari faktor pemilu.
BACA JUGA:Sirekap Tidak Sesuai Data, Pleno KPU Bengkulu Utara Sempat Panas
Menurutnya, setelah pemilu selesai, imbas penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa beras yang jor-joran, diduga tengkulak menaikkan harga.
”Penyaluran bansos beras meningkat tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga para calon legislatif yang kemudian dibagikan ke masyarakat.
Itu akan memengaruhi harga,” katanya kemarin (2/3).
Sehingga di level pedagang di pasar yang menjual ke masyarakat, tidak serta merta menurunkan harga beras tersebut.
BACA JUGA:Kabarnya Bupati Sapuan Tak Maju Pilkada, Minta Kades Dukung Putra Daerah
Faktor berikutnya, masa panen beras yang mundur.
Terutama di daerah lumbung padi nasional seperti di Jogjakarta, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Kelangkaan stok itu membuat harga beras juga naik ketika kebutuhan juga tinggi.
Apalagi, fenomena tersebut bertepatan dengan menjelang Ramadan.
BACA JUGA:Ini 25 Anggota DPRD Bengkulu Selatan Hasil Pleno Kabupaten