KORANRB.ID - Penyematan mesin diesel pada mobil premium belakangan ini terus meningkat.
Masing-masing pabrikan berlomba mengeluarkan desain terbaru mobil mewah dengan mesin diesel yang diklaim menganut sistem modern.
Antara lain Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, Chevrolet Captiva dan Isuzu MU-X yang pembakarannya di ruang mesinnya menganut sistem diesel common rail.
BACA JUGA:Kenapa Setir Mobil Ada yang Berposisi di Kanan dan Kiri? Begini Sejarahnya
Namun mobil bermesin diesel modern yang memang didesain menggunakan solar dengan kadar Cetane Number (CN) tinggi itu masih sering salah masuk kamar saat pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Seharusnya diesel modern itu diisi BBM dengan jenis yang serendahnya dexlite atau pertamina dex, tetapi tidak sedikit yang oleh pemiliknya masih sering diisi bio solar yang semestinya diperuntukan mesin diesel konvensional.
Pengisian BBM yang tidak tepat guna itu jelas akan berdampak buruk pada mesin mobil diesel modern.
Mulai dari kerusakan ringan yang lama-kelamaan akan mengakibatkan mesin mobil diesel modern rusak parah.
BACA JUGA:Tidak Boleh Sembarang, Ganti Oli Mobil Transmisi Otomatis Harus Seperti Ini
Lalu apa saja kerugian dan gejala yang dirasakan ketika mobil bermesin diesel modern diisi solar dengan CN rendah?
Pertama, gas buang menjadi kotor. Bio solar yang banyak mengandung sulfur divonis akan meninggalkan limbah pembakaran berupa kerak yang berlebih pada ruang bakar.
Hal itu jelas akan mengakibatkan asap pembuangan di bagian knalpot menjadi lebih pekat.
Kedua, tenaga mesin berkurang sehingga lari mobil yang seharusnya gesit jelas akan berubah menjadi loyo karena proses pembakaran di mesin tidak sempurna.
BACA JUGA:Daihatsu Ayla, Mobil LCGC Hatchback, Temani Pelanggan Lebih 1 Dekade, Ini Fitur Lengkapnya
Respon mesin menjadi berkurang karena kimiawi bio solar yang tidak mampu mengimbangi kebutuhan katup mesin.