Ekonomi Keuangan Syariah Meningkat, Fokus Pengembangan Industri Makanan dan Minuman Halal

Senin 04 Mar 2024 - 21:06 WIB
Reporter : Sumarlin
Editor : Sumarlin

”BI bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan para pegiat ekonomi syariah harus terus melakukan sosialisasi. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama. Butuh kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi,” jelas Juda.

Memasuki 2024, BI berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi ekonomi dan keuangan syariah.

Salah satunya melalui pengembangan industri ekonomi halal. 

Berfokus pada sektor makanan dan minuman halal (halal food) serta fashion muslim.

Dari sisi halal food, strategi pengembangan ekosistem akan dilakukan melalui perluasan model ekosistem pertanian, perikanan, dan peternakan di pesantren.

Serta jaminan produk halal. 

BACA JUGA:Selamat! Ini 35 Anggota DPRD Kota Bengkulu Terpilih Periode 2024 - 2029 Berdasarkan Hasil Pleno KPU

”Termasuk peningkatan kapasitas RPH (rumah potong hewan) dan RPA (rumah potong ayam). Lalu, pengembangan ekosistem ekspor produk halal,” terangnya.

Untuk fashion muslim, penyelenggaraan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) sebagai event fashion muslim rujukan dunia juga akan di-scale-up. 

Meliputi penguatan branding dan promosi yang berfokus pada brand awareness.

Mengusung produk ready-to-wear di segmen high-end dan premium.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Keuangan Jasa Keuangan dan Pasar Modal Arief Wibisono mengungkapkan bahwa aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp 2.452,7 triliun atau tumbuh 6,7 persen year-on-year (YoY) per September 2023. 

Mencakup aset pasar modal syariah sebesar Rp 77,3 triliun atau naik 55,94 persen YoY. 

Ada pula aset perbankan syariah sebesar Rp 831,94 triliun atau tumbuh 33,92 persen YoY serta industri keuangan nonbank (IKNB) syariah yang bertambah 6,6 persen secara tahunan sebanyak Rp 162,85 triliun.

”Market share keuangan syariah nasional juga mengalami kenaikan signifikan. Perinciannya, pasar keuangan 20,52 persen; perbankan syariah 7,27 persen; dan IKNB syariah 5 persen,” terang Arief.

Meski demikian, besaran porsi aset keuangan syariah terhadap keseluruhan aset di Indonesia masih rendah. Hanya mencakup 10,81 persen.(**)

Kategori :