"Kejadian seperti ini kan sudah berulang dan selalu saja berimbas kepada ratusan bahkan ribuan pengendara yang terjebak macet. Mesti ada langkah antisipasi ke depan agar kejadian serupa tak terulang," sorot Kurnia.
Ketua Umum HMI Komisariat UMB II ini menilai, salah satu yang bisa diupayakan adalah segera membuat jalur khusus atau jalur alternatif.
Untuk melaksanakan kebijakan ini, tentunya dibutuhkan biaya yang tak sedikit.
Sebab, satu-satunya jalur alternatif yakni Susup Bengkulu Tengah (Benteng) - PLTA Musi Ujan Mas kondisinya masih jauh dari kata layak jalan bagi pengendara.
"Atau bisa juga dengan menerapkan aturan khusus bagi kendaraan berbadan besar yang akan melintas di Liku Sembilan. Seperti apa teknisnya, silahkan pengambil kebijakan lah yang memikirkan dan menentukannya," tambah Kurnia.
Tak hanya gangguan kendaraan berbadan besar, laka lantas, jalur Liku Sembilan juga kerap menjadi ancaman pengendara lantaran rawan terhadap bencana longsor ataupun pohon tumbang.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Pembayaran Gaji Honorer Pemprov Bengkulu Dipercepat, Jangan Lupa Tanggal Pencairannya
Dari catatan BPBD Kabupaten Kepahiang, di Liku Sembilan terakhir kali pohon tumbang menyebabkan gangguan lalu lintas terjadi pada Januari 2024 lalu.
Plt. Kepala BPBD Kabupaten Kepahiang Hendra, ST terus mengingatkan pengendara yang melintas, untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya.
Mengenai penanganan jalur alternatif PLTA Musi - Susup, dirinya belum bisa berkomentar banyak. Hal ini lanjutnya, memerlukan koordinasi dengan banyak pihak.
"Jalan Liku Sembilan ini kan memang rawan terhadap bencana longsor ataupun pohon tumbang. Belum lagi dapat menyebabkan gangguan lalu lintas dengan adanya truk yang terperosok. Untuk saat ini, kita tak bisa berkomentar banyak selain selalu mengingatkan pengendara untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya saat melintas di Liku Sembilan," papar Hendra.
Sebelumnya, akses jalan Liku Sembilan lumpuh total diakibatkan truk trailer bermuatan alat berat dari Kepahiang terperosok di bahu jalan setelah melintasi tikungan menanjak.
Parahnya, kendaraan evakuasi yang didatangkan pada Kamis pagi malah mengalami masalah hingga ikut tersangkut.
Alhasil, jalan lintas Liku Sembilan sama sekali tak bisa dilalu karena kedua kendaraan berbadan besar sama-sama menutupi badan jalan.
Petugas di lapangan mengalami kesulitan, lantaran untuk membuat jalur alternatif sangat tak dimungkinkan. Karena lokasi berada di sisi tebing dan jurang.
Terpantau, kemacetan panjang terjadi. Dari arah Kabupaten Kepahiang, titik-titik parkir dipenuhi kendaraan yang datang baik dari arah Curup maupun Pagaralam (Sumsel).