Sehingga secara otomatis pada tahun itu tidak boleh ada hewan ternak yang masuk ke Bengkulu Selatan atau sebaliknya.
Bahkan lebih dari itu, wabah penyakit tersebut, sambung Gusnan, berlanjut hingga tahun 2022 dan 2023 dan membuat program kembali batal.
"Program kami ini bukan tidak jalan, tapi karena beberapa faktor salah satunya penyakit PMK," kata Gusnan.
Berulang kali Gusnan pun menyampaikan alasan ini kepada masyarakat. Namun tetap masyarakat menilai program tersebut tidak berhasil.
Adapun kriteria penerima bantuan Sakti, lanjut Gusnan, tidak boleh masyarakat miskin dan malas.
Sebab bantuan tersebut harus dirawat dan dilakukan oleh orang yang benar-benar mau beternak.
BACA JUGA:963 Aparatur Desa di Bengkulu Tengah Gadai SK di Bank Bengkulu
Menurut Gusnan, kemiskinan identik dengan malas.
Sehingga apabila orang malas diberi bantuan ternak, Gusnan mengkhawatirkan ternak tersebut tidak diurus dengan baik, bahkan mati atau dijual.
“Jadi kita berikan ke orang yang memang benar-benar siap menerima program Sakti, mengerti merawat, memberi pakan, artinya memang oeang yang mempunyai kemampuan,” ujar Gusnan.
Sedangkan untuk tahun 2024 ini, Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan kembali memastikan program bupati tersebut kembali batal.
Kabid Kesehatan Hewan dan Ternak Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan Ikat Maulana menyampaikan, dalam tiga tahun terakhir Bengkulu Selatan mempunyai kendala penyakit PMK pada hewan ternak.
Bahkan status PMK tersebut baru dicabut pada tahun 2024.
Sedangkan untuk tahun 2024 ini sebut Ikat, Bengkulu Selatan terkendala anggaran.
Sehingga dapat dipastikan program sakti tersebut tidak dapat dijalankan.
"Saat ini penyakit PMK itu sudah bebas, tapi terkendala anggaran,"terang Ikat.