Setelah itu, pergi meninggalkan lokasi Warem dengan menggunakan kendaraan dinas berwarna coklat jelas tampak bertuliskan Satpol-PP dibagian sisi kendaraan tersebut.
BACA JUGA:Tragis, Begini Kronologis Lengkap Bujang Kepahiang Gantung Diri di Pohon Jengkol
BACA JUGA:JPU Sebut Calon Nasabah KUR Lebong Tidak Disurvei, Dugaan Kuat Jaringan Calo DPO
Masyarakat setempat, Ajis (45) mengatakan, bahwa dia dan masyarakat yang lain sudah pernah melakukan mediasi bersama RT setempat dan pemilik Warem.
Meminta agar Warem dapat dipindahkan ke area lokalisasi.
Namun, sampai saat ini Warem di lokasi tersebut terus beroperasi meski di Bulan Ramadan sekalipun.
"Kalau sekarang kami minta Warem itu dibongkar, dimusnahkan," kata Ajis, disambangi RB, Sabtu malam.
Dijelaskan Ajis, masyarakat sudah lama resah dengan keberadaan Warem di Jalan Loncor itu.
Masyarakat meminta segera dibongkar, jika tidak masyarakat mengancam akan bergerak sendiri membongkar Warem tersebut.
Jika Warem masih ingin beroperasi maka warga meminta untuk dipindahkan ke RT 8 yang berada di lokalisasi.
"Kan sudah ada tempatnya di RT 8 sana. Kalau pemerintah banyak diam kami bakal bergerak," tegas Ajis yang didampingi masyarakat lainnya.
Ajis menyebut, kalau hanya diberikan teguran, Warem di lokasi tersebut sudah sangat sering diberi teguran. Namun, semua itu tidak memberi efek jera.
Sehingga, solusi terkahir masyarakat minta untuk dibongkar dan dipindahkan ke lokasi yang semestinya.
"Sudah sering ditegur masih juga. pemerintah juga banyak diam," ucapnya.
Sementara Ketua RT, Muslimin menerangkan, semenjak keberadaan Warem, daerah di wilayahnya menjadi rawan aksi tindak pidana.
Rawan orang berkelahi, mabuk-mabukan hingga kehilangan barang.