MUKOMUKO, KORANRB.ID – Pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) di Mukomuko telah mengumumkan setop melayani pembelian buah sawit milik mayarakat pada Minggu 7 April 2024.
Pabrik CPO berhenti beroperasi dalam rangka libur lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah.
Sekalipun akan setop beroperasi, namun masih akan ada perusahaan yang tetap buka melayani pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit masyarakat, hanya saja dalam jumlah terbatas.
BACA JUGA:Gubernur Rohidin Lantik Faesho Cahyo Nugroho jadi Kepala Perwakilan BPKP Bengkulu
Hal ini disampaikan Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sudianto SP. Dia juga menyebutkan penetapan libur operasi pabrik CPO melalui pertemuan yang telah dilakukan.
Memastikan jadwal penutupan pabrik pengolahan minyak mentah dalam rangka libur lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, tahun ini.
Hasil pertemuan yang dihadiri pimpinan perusahaan telah di sepakati bahwa untuk jadwal penutupan pabrik rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 7 April 2024 atau tiga hari sebelum hari Raya Idul Fitri.
Kesepakatan ini dilakukan agar masyarakat tau lebih awal sehingga bisa mempersiapkan segala sesuatunya.
BACA JUGA:Dana Replanting Sawit Rakyat Naik 100 Persen, Segini Anggaran per Hektare
"Berdasarkan hasil pertemuan kami bersama pihak perusahaan beberapa waktu yang lalu, disepakati mengenai jadwal penutupan pabrik dimulai pada tanggal 7 April 2024 mendatang, namun walaupun demikian masih akan ada perusahaan yang bisa melayani pembelian buah sawit,’’ katanya.
Rencana penutupan pabrik sawit dalam rangka libur lebaran Idul Fitri mulai tanggal 7 April 2024. Namun di tanggal 8 April 2024 masih ada perusahaan yang menerima pembelian buah sawit.
Ini kata Sudianto untuk membantu masyarakat yang sudah terlanjur memanen buah sawit.
Terkait perusahaan mana yang akan buka tanggal tersebut, menurut Sudianto masih akan ada rapat lanjutan dari pihak pabrik yang ada di Mukomuko secara internal.
Nanti hasil tersebut akan dikirimkan ke Dinas Pertanian Mukomuko untuk disampaikan kepada masyarakat.
"Sebelum pabrik akan berhenti operasi kami akan sampaikan surat edaran untuk masyarakat. Agar masyarakat tidak kecewa, sudah memanen sawitnya namun tidak bisa dijual karena pabrik tutup atau dibatasi,” ujarnya.