Hal ini membuat pabrik menekan angka pengiriman buah dengan cara menurunkan harga beli kelapa sawit.
Ini juga sebagai salah satu cara perusahaan untuk menekan angka kerugian jika memang tak semua kelapa sawit mampu diolah menjadi Crude Palm Oil.
BACA JUGA:Penginapan Wisata Kekinian di Bengkulu yang Recommended Untuk Dikunjungi, Serta Harga Sewanya
3. Sortir Buah Ketat
Selain hal tersebut, tengkulak juga biasanya membeli kelapa sawit petani dengan harga murah usai libur lebaran bukan hanya karena buah yang melimpah.
Namun dampak melimpahnya buah membuat pabrik melakukan metode sortir yang sangat ketat.
Pabrik hanya akan membeli buah kelapa sawit yang benar-benar matang dan memiliki kualitas bagus jika diolah menjadi crude palm oil.
Meskipun harga kelapa sawit di pabrik tidak ada penurunan, hal ini yang terkadang membuat tengkulak terpaksa membeli kelapa sawit petani dengan harga yang lebih murah.
Terutama pada buah yang belum sepenuhnya matang.
Karena pabrik biasanya enggan membeli kelapa sawit yang belum sepenuhnya matang sehingga membuat tengkulak harus menjual dengan harga jauh lebih murah hingga dibawah setengah harga di pengumpul luar pabrik.
4. Pengiriman CPO Terhambat
Faktor lainnya yang juga sangat berpengaruh adalah terkait dengan pengiriman Crude Palm Oil yang sudah diolah oleh pabrik dari kelapa sawit petani.
Lantaran masih memasuki arus balik lebaran, saat ini kendaraan-kendaraan angkutan termasuk angkutan CPO belum diperkenankan melintas.
Sehingga pabrik tidak bisa melakukan pengiriman CPO dari tangki pabrik ke pelabuhan pulau baai.
BACA JUGA:Daun Salam bagi Kesehatan, Begini Cara Mengolahnya