MUKOMUKO, KORANRB.ID – Paska kejadian buaya menerkam warga Tanah Harapan Kecamatan kota Mukomuko Ide (26) yang menyebabkan korban meninggal dunia pada Senin 15 April 2024 sekira pukul 11.30 WIB.
Dalam waktu dekat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu akan segera melakukan upaya pemasangan perangkap untuk mengevakuasi buaya agar tidak terjadi lagi interaksi negatif dengan manusia.
Sebab konflik antara manusia dan binatang buas salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memindahkan salah satunya, sehingga tidak ada lagi yang dirugikan akibat adanya interaksi negatif.
“Kita sudah mendapat laporan dari petugas dilapangang bawasanya memang sudah beberapa kali terjadi interaksi negatif ini, maka dari itu evakuasi dengan perangkap segera kita lakukan,”kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Said Jauhari.
BACA JUGA:Investasi Pemula, Ini 7 Cara Beli Emas Batangan yang Aman
Selain itu Said juga menghimbau agar masyarakat selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan saat memanfaatkan air sungai Selagan.
Baik untuk mandi, mencari ikan, mencari lokan, dan aktivitas lainnya. Sebab hewan predator ini memang memiliki habitat di aliran sungai.
“Konflik antara manusia dan hewan memang sering terjadi, hal ini biasannya dipengaruhi faktor bertambahnya jumlah penduduk, dan tergangunya teritorial sang predator, maka dari itu kami minta masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan,”sampainya.
Berkaitan dengan kembali terjadinya konflik antara hewan liar dan manusia yang kembali memakan korban di sungai Selagan Raya.
BACA JUGA: Pencari Lokan Diterkam Buaya Sungai Selagan Tinggalkan 1 Anak Masih Balita
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Mukomuko Ir Muharamin meminta instansi terkait dalam hal ini BKSDA Mukomuko segera mengambil peran jangan terkesan terjadi pembiaraan atas konflik antar buaya dan manusia yang bukan kali ini terjadi.
“Sebagai wakil masyarakat Mukomuko, saya minta BKSDA Bengkulu segera turun melakukan langkah konkrit atas konflik ini, sehingga tidak ada keraguan dimasyarakat bawasanya BKSDA Bengkulu hanya menutup mata menyikapi kejadian ini,”tegasnya.
Sungai Selagan Raya ini sejak dahulu menjadi tempat mencari rejeki untuk penghidupan, mulai dari mencari ikan dan mencari lokan.
Jika aktivitas tersebut yang harus berhenti dan membiarkan sungai ini menjadi Habitat buaya berkembang biak tanpa ada penanganan secara intensif tentu akan jatuh korban kembali.
BACA JUGA:2 Warga Bengkulu Meninggal dalam Kebakaran Gedung Apartemen di Hongkong, Ini Identitasnya