"Kenaikannya lebih besar dibandingkan dengan nilai tukar petani," ucap Win Rizal.
Di NTUP ini, dijelaskannya semua subsektor mengalami peningkatan.
Untuk tanaman pangan mengalami kenaikan 2,68 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,76 persen, peternakan sebesar 1,63 persen, perikanan sebesar 3,46 persen, nelayan sebesar 2,90 persen dan pembudidaya ikan sebesar 4,40 persen.
"Ada pula subsektor lainnya naik semua kecuali Hortikultura yang mengalami penurunan sebesar 1,31 persen," ujar Win.
BACA JUGA:Pansel Tunggu Berkas 40 Pendaftar Seleksi JPTP Pemprov Bengkulu, Paling Lama Hari Ini
Untuk diketahui, pada Maret 2024, delapan Provinsi di wilayah Sumatera mengalami peningkatan NTP dan dua provinsi mengalami penurunan NTP.
Peningkatan NTP paling tinggi terjadi di Provinsi Riau yang mengalami peningkatan dari 157,79 pada Februari 2024 menjadi 164,08 pada Maret 2024, atau mengalami peningkatan sebesar 3,98 persen.
Sedangkan penurunan paling tinggi terjadi di Provinsi Lampung yang turun dari 122,02 pada Februari 2024 menjadi 120,37 pada Maret 2024, atau mengalami penurunan sebesar 1,35 persen.
NTP paling tinggi di wilayah Sumatera terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 168,42 sedangkan NTP paling rendah terdapat pada Provinsi Kepulauan Riau sebesar 105,44.
BACA JUGA:Ternak Liar Semakin Meresahkan, Satpol PP Butuh Senjata Bius
"Peningkatan NTP Provinsi Bengkulu pada Maret 2024 menempati urutan tertinggi pertama se-Sumatera," demikian Win.