Lakukan Langkah-Langkah Strategis, Pertamina Janji Recovery Kelangkaan BBM 4 Hari sampai 1 Minggu
Warga Kota Bengkulu mengantre berjam-jam untuk mendapatkan BBM di SPBU. --Hendri Saputra/RB
Meminta Pemerintah Daerah dan Instansi terkait untuk merevitalisasi Pelabuhan Pulau Bai Bengkulu.
Selain itu, menurut puji jika hal tersebut tidak diindahkan oleh pemerintah daerah dalam batas waktu yang telah teruang dalam pernyataan sikap maka DPD IMM Bengkulu akan kembali turun kejalan untuk menggelar aksi yang lebih besar dari sebelumnya.
Ojol dan Kurir Paket Kian Menjerit.
Antrean panjang Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Bengkulu tak luput dari para Pengemudi ojek online (ojol) dan kurir paket.
Sembari mencari nafkah di jalan, pengemudi ojol dan kurir paket harus mencari BBM untuk mobilitas pekerjaan. Pahlevi salah seorang ojol mengaku bahwa pendapatan harian dari mengangkut penumpang dan mengantar makanan turun drastis.
“Ya turun lah pendapatan kita, waktu yang kita biasa gunakan untuk jemput penumpang dan makanan sekarang kita pakai untuk antre BBM. Kadang dapat kadang habis. Tidak siang, tidak malam begitu terus,” jelas Pahlevi.
Ia menjelaskan bahwa sudah tiga hari pendapatanya hanya sebanding dengan pendapatan satu harinya sebalum kelangkaan BBM.
“Pendapatan saya tiga hari ini sama besarnya dengan satu hari sebelum antre BBM. Habis waktu buat antre aja. Biasanya saya pergi pagi pulang tengah malam, sekarang pergi pagi ngantri BBM, kalo tidak dapat, ngantri malam,” terang Pahlevi.
Pahlevi juga menambahkan bawa pekerjaan yang menuntut mobilitas menjadi pekerjaan paling menderita saat ini. “Kita ojol yang selalu keliling sana sini berasa paling menderita. Yang kantoran mungkin cukup dengan satu liter/hari, kita ojol habis full tank satu harinya,” tambah Pahlevi.
Senada dengan Ojol, Latensa Afrizal seorang kurir paket mengatakan bahwa ia kewalahan dengan situasi saat ini.
“Saya jujur kewalahan sekali. 6 jam antre cuma buat isi BBM. Tapi saya bersyukur masih kebagian saat antre di SPBU,” jelas Latensa.
Ia menjelaskan bahwa biasanya sehari bisa mengantar 50-60 paket, namun sekarang hanya mampu mengantar 30-40 paket dalam sehari.
“Biasanya saya antar paket 50-60, sekarang Cuma 30-40 karena waktunya harus dibagi dengan antre BBM. Gaji saya itungannya per paket, kalo saya paksakan beli eceran 25ribu/ Liter tidak nutup,” jelas Latensa.
Latensa berharap kelangkaan BBM ini bisa cepat berakhir agar penghasilannya tidak menurun. “Ya saya cuma bisa berharap semoga ini cepat berakhir gitu. Kasihan keluarga saya kena imbasnya juga. Karyawan tetap enak gaji nya tidak berkurang, kita yang swasta kayak gini menderita,” tutup Latensa.