Naik 14 Kali Lipat, Mahasiswa Asing UMB 1.005 Orang dari 23 Negara Berebut Bangku
PKKMB UMB yang digelar beberapa waktu lalu guna mengenalkan budaya kampus kepada mahasiswa baru.--oki/rb
KORANRB.ID - Gelombang besar mahasiswa asing menyerbu Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB). Hingga penutupan pendaftaran periode 2025-2026 pada 1 Oktober, tercatat 1.005 orang dari 23 negara mendaftarkan diri.
Angka ini melesat 14 kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 75 orang. Lonjakan tersebut menempatkan UMB dalam sorotan sebagai salah satu kampus swasta di luar Pulau Jawa dengan daya tarik internasional paling mencolok tahun ini.
Kenaikan tajam ini sekaligus menegaskan bahwa universitas daerah juga mampu bersaing di kancah pendidikan global. Dari sisi reputasi, capaian tersebut mengangkat posisi UMB dalam peta perguruan tinggi swasta nasional yang selama ini kerap didominasi kampus metropolitan.
Kepala Kantor Urusan Internasional UMB, Andi Azhar, P. Hd mengungkapkan, beberapa faktor menjadi magnet utama. Akreditasi institusi, sejumlah program studi unggul, hingga fasilitas kampus yang semakin lengkap memberi keyakinan lebih kepada calon mahasiswa.
BACA JUGA:Bahas Tindak Lanjut Investasi PT PGE Hulu Lais
BACA JUGA:Perebutan 18 Kursi Eselon II Pemprov Bengkulu: 95 Peserta Lanjut, 31 Tereliminasi
“Mereka biasanya memilih Jawa, tetapi ketika UMB membuka jalur pendaftaran, banyak yang penasaran dengan Bengkulu,” ujar Andi, Kamis, 2 Oktober 2025.
UMB juga dinilai sukses memanfaatkan strategi promosi berbasis jaringan. Lewat skema mouth to mouth atau M2M, mahasiswa asing yang sudah belajar di Indonesia menjadi corong informasi. Forum pelajar Afrika, asosiasi mahasiswa Asia Selatan, hingga komunitas Timur Tengah ikut menyebarkan kabar tentang kampus di Bengkulu ini. Cara tersebut terbukti lebih efektif daripada iklan konvensional, karena rekomendasi sesama mahasiswa dianggap lebih meyakinkan.
Ditambahnya, setelah pendaftaran ditutup, UMB kini menyiapkan tahapan seleksi ketat, mulai dari pemeriksaan berkas, wawancara, hingga tes kesehatan. Kapasitas bangku terbatas, sehingga tidak semua pendaftar bisa diterima.
“Tahun ini, mahasiswa lokal yang masuk sudah mencapai sekitar 2.000 orang, sehingga keseimbangan antara kualitas dan kuantitas menjadi tantangan tersendiri,” tambahnya.
Seleksi berlapis dianggap penting untuk menjaga mutu akademik sekaligus reputasi internasional. Langkah ini juga sejalan dengan program UMB Global Pathways yang menjadi payung internasionalisasi kampus.
BACA JUGA:Berkas 7 Tersangka Pembebasan Lahan Seluma Dilimpahkan ke PN Tipikor Bengkulu
BACA JUGA:Hasil Koordinasi Cepat Bupati Arie, BNPB Turun Ikut Tangani Bencana Banjir Bengkulu Utara
“Dampak internasionalisasi mulai terasa di lingkungan mahasiswa. Beberapa di antaranya telah menjalani magang mengajar di Thailand dan riset bersama di Malaysia. Saat ini UMB juga menjajaki kerja sama dengan sebuah kampus di Jepang untuk program pertukaran dosen dan mahasiswa. Jika terwujud, Jepang akan menambah daftar mitra strategis setelah Taiwan, Mesir, hingga sejumlah kampus Afrika,” pungkasnya.