Curah Hujan Tinggi, Mukomuko Siaga Bencana Hidrometeorologi, Ingatkan Nelayan

BERSANDAR: Faktor cuaca nelayan lebih memilih membersihkan kapal ketimbang harus melaut karena gelombang tinggi. Foto: Firmansyah/RB--

Informasi yang diberikan BMKG, hal tersebut terjadi hampir di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Mukomuko dari pukul 16.00 WIB hingga 04.00 WIB. 

Timbulnya kondisi tersebut diakibatkan oleh adanya belokan angin di wilayah Bengkulu dan juga kelembapan udara yang cukup basah dari lapisan bawah hingga atas, serta labilitas udara yang cukup signifikan di atmosfer Bengkulu.

“Hal inilah yang menyebabkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah Bengkulu, termasuk Kabupaten Mukomuko,” sebutnya. 

Lanjut Ruri, selain waspada terhadap hujan, warga Kabupaten Mukomuko juga diharapkan waspada dengan adanya potensi lainnya. 

Bencana Hidrometeorologi yang meliputi bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan beberapa bencana lainny adapat terjadi karena dipicu hujan yang berdurasi cukup lama.

Tidak hanya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan yang harus  tetap selalu waspada dan siaga atas segala ancaman dari alam yang akan terjadi, namun juga harus di waspadai seluruh masyarakat Kabupaten Mukomuko.

BACA JUGA:Harga TBS Sawit Turun di Mukomuko, Ini Dua Faktor Penyebabnya

“Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi, masyarakat harus menghindari pepohonan yang mulai tua dan tinggi yang rawan tumbang. Juga sebaiknya hindari beraktivitas di kawasan pantai, jika tidak yang bersifat wajib. Akan lebih baiknya di rumah saja ketika hujan disertai angin kencang,” sampainya.

Sahad (42), helayan Kelurahan Koto Jaya Kecamatan Kota Mukomuko mengatakan, sudah hampir satu minggu seluruh nelayan tidak rutin mencari ikan ke laut. 

Nelayan harus memastikan cuaca benar-benar aman. Sebab ditakutkan akan ada ombak yang besar dan angin yang kencang ketika berada di tengah laut.

“Kami juga takut, maka dari itu jika tidak memungkinkan kami akan memarkirkan kapal di pinggir ketimbang melaut dicuaca yang tidak bersahabat. Kalau harapan kami cuaca kembali normal, karena jika tidak ke laut tentunya pengasilan kami pun tak ada,” sampainya.

Hal yang sama diakui Japri (45) nelayan Pantai Indah Mukomuko (PIM) Kecamatan Kota Mukomuko. 

BACA JUGA:Perubahan Seragam Sekolah Belum Ada Petunjuk Mendikbud, Mukomuko Lanjut Pembagian Seragam Gratis

Saat ini nelayan sangat hati-hati bahaya ombak besar meskipun tidak dalam kondisi curah hujan tinggi paska kejadian nelayan yang meninggal tenggelam setela kapalnya hancur di hantam ombak besar di bulan Ramdhan lalu. 

Apalagi dengan kondisi seperti saat ini tambah takut nelayan untuk berangkat menangkap ikan ke laut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan