Bengkulu Masuk Daftar 10 Provinsi Termiskin di Indonesia, Segini Jumlah Masyarakat Miskinnya

Provinsi Bengkulu masuk terperangkap dalam daftar 10 provinsi termiskin di Indonesia. Sedikirnya ada 250 ribu lebh masyarakat Bengkulu terjerat kemiskinan. --TRI SHANDY RAMADANI/RB

Jika dilihat dari kondisi ekonomi terhitung 2022 hingga Awal 2023, memang cukup banyak terjadi gejolak ekonomi. 

BACA JUGA: Dampak Buruk Bagi Karyawan Apabila Tak Ada Jatah Libur, Salah Satunya Perekrutan Karyawan Baru

BACA JUGA:Jadi Identitas Nasional, Ini Sejarah Peci atau Kopiah di Indonesia

Yang menjadi salah satu sebab rendahnya penurunan jumlah penduduk miskin dan persentase kemiskinan karena tahun 2022 hingga awal 2023 lalu Indonesia baru tuntas melakukan menghadapi Pandemi Covid-19.

Akhir 2023 kondisi ekonomi Indonesia baru saja beranjak pulih setelah hantaman pandemi Covid-19.

Goncangan ini terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia, Bahkan Provinsi Bengkulu tergolong baik dalam pencegahan terjadinya peningkatan angka kemiskinan.

Provinsi Bengkulu terus terjadi penurunan angka kemiskinan termasuk dalam masa Pandemi Covid-19, meskipun angka penurunan kemiskinan tersebut cenderung turun jika dibandingkan tahun sebelumnya. 

BACA JUGA:Ini Daftar Lengkap Juara Indonesia Open 2024, China Borong Gelar, Korea Kebagian 1 dan PBSI Evaluasi Total

BACA JUGA:Tak Hanya Bersihkan Telinga, Ini Beragam Manfaat Cotton Bud yang Perlu Anda Ketahui

Selain itu, guncangan ekonomi juga cukup terasa di Provinsi Bengkulu karena salah satu potensi yang ada di Provinsi Bengkulu adalah Sektor Pertambangan Batu Bara dan Sektor Perkebunan Baik Kelapa Sawit maupun Karet. 

Ketiga jenis sumber daya atau potensi yang dimiliki Provinsi Bengkulu tersebut adalah barang ekspor. 

Saat masa Pandemi Covid-19 lalu, harga barang-barang ekspor termasuk Batu Bara, Kelapa Sawit dan Karet anjlok.

Hal ini berpengaruh langsung pada ekonomi masyarakat Provinsi Bengkulu yang cukup besar bekerja dan menggantungkan ekonominya terutama pada sektor perkebunan kelapa sawit dan Karet.

Saat masa Pandemi, perusahaan-perusahaan membatasi pembelian kelapa sawit dan karet milik masyarakat pembatasan ekspor atau negara tujuan yang mengurangi atau bahkan menghentikan impor barang tersebut. 

BACA JUGA:Kuat dan Berani! Pejantan Anaconda Hijau Rela Mati Demi Betina, Kawin 2 Tahun Sekali

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan