Pedagang Beras Terpaksa Jual Beras Bulog di Bawah HET, Ini Penyebabnya

BERAS: Beberapa pilihan beras lokal yang dijual pedagang di Pasar Atas Kota Curup.-foto: arie saputra wijaya/koranrb.id-

“Biasanya dalam seminggu kami bisa menghabiskan sebanyak 2 ton beras Bulog, namun saat ini 1,5 ton saja sulit untuk menghabiskannya karena banyak masyarakat memilih membeli beras lokal,” keluh Eva.

Hal serupa diungkapkan oleh Zulkifli, yang menyatakan bahwa daya beli masyarakat turun hingga 50 persen dibanding sebelumnya, dengan para pembeli yang membatasi pembelian.

Sementara itu harga beras lokal, baik kelas medium maupun premium, masih stabil di Kabupaten Rejang Lebong, dengan harga bervariasi antara 12.500 hingga 16.600 per kilogram, sehingga beras Bulog mulai ditinggalkan masyarakat.

BACA JUGA:Diperiksa KPK Sebagai Saksi Kasus Harun Masiku, Sekjend PDIP Hasto Persoalkan Ini

BACA JUGA:6 Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Remaja, Salah Satunya Kesehatan Mental

“Kita berharap ada langkah-langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi dampak kenaikan harga beras Bulog ini. Karena kalau terus seperti ini maka para pedagang akan merugi. Meskipun mayoritas pedagang beras juga menjual beras lokal,” beber Zulkifli.

Zulkifli menambahkan, pemerintah harusnya bisa memberikan perhatian lebih terkait kondisi harga beras yang ada saat ini, seperti pengawasan lebih ketat terhadap harga eceran, bantuan kepada pedagang untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Dan jika memang ada upaya untuk meningkatkan produksi beras lokal guna mengurangi ketergantungan pada beras Bulog yang harga jualnya terus naik, kami berharap agar bisa dimaksimalkan sehingga memberikan dampak positif terhadap perekonomian para pedagang beras,” terang Zulkifli.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan