Wisata Kota Tuo Sepi, Muryadi: Seperti Taman Mati
KOTA TUO: Objek wisata Kota Tuo yang berada di Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungai Serut tampak sepi dari pengunjung sebab tidak menjadi destinasi menarik bagi pengunjung. WEST JER TOURINDO--
Sekarang titik penorama tersebut sudah ambruk jadi untuk pengunjung yang hanya ingin berfoto jadi enggan datang ke sana lagi.
“Kalau kami perhatikan sepinya pengunjung itu karena tempat foto tidak ada lagi sebab tempat fotokan sudah ambruk,” ungkap Muryadi.
BACA JUGA:120 PKL di Pasar Minggu Kota Bengkulu Ditertibkan
BACA JUGA:Gelar Rakor, Pastikan Kesehatan Jemaah Haji Bengkulu, Kloter Pertama Tiba 26 Juni Tiba
Selain itu juga efek dari sepinya pengunjung berakibat juga pada ekonomi perdagangan masyarakat sekitar biasanya ramai sekarang tidak lagi dan banyak yang harus pindah teempat berjualan disebabkan karena sepinya pengunjung.
“Dampak sepi pengunjung juga dirasakan oleh para pedagang akibat sepi maka mati mata pencarian mereka,” terang Mutyadi.
Di tempat yang sama, Petugas Parkir setempat, Ramlan juga mengungkapakan keluhan sepinya destinasi wisata keluarga Kota Tuo.
“Sakarang ini parkir saja sepi apalagi pengunjung,” ungkap Ramlan.
Ramlan menyebut sepinya pengunjung dapat dilihat dari pendapatan parkir Petugas Jukir yang biasanya mendapatkan uang Rp100 ribu di hari libur sebelum ambruk, sekarang sepi dia hanya medapatkan uang Rp50 ribu bahkan bisa Rp20 ribu.
“Pendapatan pun juga berkurang sekarang ini, mau urus pindah titik parkir bayar lagi,” tutup Ramlan.
Sekadar mengulas, penyelidikan ambruknya objek wisata Kota Tuo oleh Polresta Bengkulu masih terus berlanjut.
Bahkan, dalam penyelidikan pihak Polresta Bengkulu berkooridinasi dengan Polda Bengkulu.
Terpisah, Ketua 2 Kelompok Pengelola Pariwisata (KPP) Kota Tuo, Refy Rusfiansyah menerangkan, pihaknya yang ditunjuk sebagai pengelola objek wisata tersebut belum mendapatkan kepastian masalah ambruknya bangunan. “Kalau dibiarkan terus seperti ini, kerusakan bakal merambat sampai ke ujung,” ungkap Refy.
Sepengetahuan Refy, sheet pile bangunan itu saling terkait satu sama lain. Tak menutup kemungkinan, kerusakan yang saat ini terjadi bakal bertambah lantaran air dari sungai masuk ke dalam pondasi bangunan yang ambruk.
“Kalau sheet pilenya sudah tidak kuat menahan beban kemiringan seperti ini dan ambruk, tentu bagian lain juga ikut ambruk,” sebut Refy.