Penyematan Kata Haji atau Hajjah, Seberapa Pentingkah? Ini Faktanya

Seringkali masyarakat Indonesia kerap menyematkan nama haji atau hajjah (bagi perempuan) yang baru saja menempuh rangkaian ibadah haji di tanah suci.--Pixabay

KORANRB.ID - Seringkali masyarakat Indonesia kerap menyematkan nama haji atau hajjah (bagi perempuan) yang baru saja menempuh rangkaian ibadah haji di tanah suci.

Bahkan ada beberapa orang yang sengaja ingin dipanggil dengan sebutan tersebut sebelum menyebutkan nama aslinya.

Seperti yang baru baru ini viral, yakni ayah dari youtuber Atta Halilintar, yakni Halilintar Anofial Asmid yang mengoreksi sambutan MC di suatu acara resmi, karena tidak menyebut kata Haji sebelum menyebut nama asli sang anak.

Hal tersebut sontak viral karena dianggap mengganggu esensi sebuah acara, dimana saat itu sang adik yakni Thariq Halilintar tengah melangsungkan lamaran ke Aaliyah Massaid, kekasih Thariq.

BACA JUGA:5 Sifat Tidak Profesional yang Harus Dihindari Ditempat Kerja

BACA JUGA:10 Pulau Terkecil di Indonesia, Salah Satunya Ada di Bengkulu

“Bapak haji nya lupa,”ketus Sang ayah kepada MC.

Kemudian jawaban tersebut disambut oleh MC.

“Iya bapak Haji Atta Halilintar, semoga hari ini bawa air zam zam juga ya mas,”sambung MC meralat perkataannya.

Berkaca dari kasus tersebut, muncul pertanyaan, apakah benar sebutan Haji atau Hajjah merupakan suatu kewajiban?

Di Indonesia, penyematan nama “Haji” atau “Hajjah” biasanya identik dengan orang yang telah menunaikan ibadah haji, penyematan ini merupakan tradisi yang berkembang dalam budaya Muslim di berbagai negara. 

Namun tradisi ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat Islam, tetapi lebih pada aspek budaya dan sosial.

BACA JUGA:13 Dokter RSUD Argamakmur Demo, Layanan Sempat Lumpuh, Ternyata Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Ini Hak-Hak Pekerja yang Sering Dilanggar Perusahaan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan