Dorong Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi Perlu Sinergi Kebijakan
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif.-foto: biro humas kemenperin/koranrb.id-
KORANRB.ID - Kebijakan pemerintah memiliki peranan penting dalam mendorong kinerja industri pengolahan.
Beberapa kebijakan, terutama terkait harga gas industri, pengamanan pasar dalam negeri, dan inflasi memberikan pengaruh signifikan pada kondisi manufaktur di Indonesia, di samping kondisi manufaktur mitra global seperti Tiongkok dan India.
“Berdasarkan hasil analisis Tim Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kementerian Perindustrian, industri pengolahan di negara-negara mitra dagang masih mendapatkan banyak dukungan subsidi,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif pada Rilis IKI Juli 2024 di Jakarta, Rabu 31 Juli 2024.
Hingga saat ini, kondisi perekonomian global masih menunjukkan ketidakpastian, meskipun ekonomi Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan penguatan yang didukung oleh konsumsi yang kuat dan adanya stimulus fiskal di dua wilayah tersebut.
Di sisi lain, perekonomian RRT diperkirakan tidak akan tumbuh kuat pada tahun 2024, meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook terbaru telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RRT pada 2024 menjadi 5%, naik dari prediksi 4,6% pada April 2024.
BACA JUGA:Masyarakat Merasa Dirugikan PT ABS, Bupati Bengkulu Selatan Dukung Jalur Hukum
Revisi itu terutama dikaitkan dengan membaiknya konsumsi swasta dan kuatnya ekspor pada kuartal pertama 2024 berkaitan dengan mulai meningkatnya permintaan global.
Kondisi inflasi global ditandai penurunan tren inflasi pada sejumlah negara, seperti Korea Selatan, Turki, dan Jerman.
Inflasi Amerika Serikat juga mengalami perlambatan pada Juni 2024, yaitu turun ke 3,0% (y.o.y) dari sebesar 3,3% (y.o.y) pada bulan sebelumnya.
Melandainya tingkat inflasi di Amerika Serikat disambut positif oleh pelaku pasar seiring dengan menguatnya prospek pemangkasan level suku bunga Bank Sentral AS, The Fed.
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Juli 2024 mencapai 52,4, atau melambat 0,1 poin dibandingkan Juni 2024.
Meskipun demikian, kondisi ini menunjukkan industri berada dalam kondisi yang ekspansi di tengah kondisi ketidakstabilan perekonomian global dan penurunan permintaan atas produk manufaktur dalam negeri saat ini.
Jika dilihat lebih detail, perlambatan nilai IKI dipengaruhi oleh menurunnya nilai variabel pesanan baru dan masih terkontraksinya variabel produksi.