Bukan Karena Angin Malam, Ini Penyebab Utama Terjadinya Angin Duduk

Terjadinya kondisi angin duduk, dalam istilah medis dikenal sebagai angina pectoris kerap disalahartikan karena sering terkena angin pada malam hari --Pixabay

Gejala utama angin duduk adalah nyeri, tekanan, atau rasa berat di dada yang mungkin terasa seperti ada beban berat menekan dada. Nyeri ini sering kali digambarkan sebagai rasa terjepit, terbakar, atau seperti ada yang mengikat dada.

Nyeri bisa menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, punggung, atau bahkan perut bagian atas. Nyeri yang menjalar ini sering membuat penderita bingung dan menyangka penyebabnya adalah kondisi lain.

Karena aliran darah yang tidak memadai ke jantung, penderita dapat merasa sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik atau dalam keadaan stres emosional.

Selain nyeri dada, gejala lain yang sering muncul adalah berkeringat dingin, mual, atau pusing. Ini bisa membuat penderita merasa sangat tidak nyaman dan lemah.

BACA JUGA:10 Wisata Baru di Indonesia yang Patut Dikunjungi

BACA JUGA:Rekor Pertemuan Timnas Indonesia Vs Bahrain, Sempat Dibantai 10 Gol Tanpa Balas

Kelelahan yang tidak biasa, terutama setelah aktivitas fisik ringan, juga bisa menjadi tanda angin duduk. Ini terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien.

Gejala angin duduk biasanya berlangsung singkat, sekitar 1-15 menit, dan bisa mereda dengan istirahat atau penggunaan obat-obatan seperti nitrogliserin.

Namun, jika nyeri dada berlangsung lebih lama, terutama lebih dari 20 menit, ini bisa menjadi tanda serangan jantung dan memerlukan perhatian medis segera.

Untuk mencegah angin duduk, langkah-langkah berikut dapat diambil untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner.

Mengadopsi gaya hidup sehat sangat penting dalam pencegahan angin duduk. Ini termasuk makan makanan seimbang yang rendah lemak jenuh, kolesterol, dan garam, serta tinggi serat, buah, dan sayuran.

BACA JUGA:5 Alasan Berbahaya Ini Jadi Faktor Penyebab Tidur Diatas Lantai Tidak Direkomendasi

BACA JUGA:Remaja di Lebong Nekat Akhiri Hidup dengan Cara Gantung Diri, Ini Dugaan Motifnya

Olahraga teratur membantu menjaga berat badan, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan. Aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang selama 30 menit sehari, 5 kali seminggu sangat disarankan.

Merokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko penyempitan pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan angin duduk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan