Mengapa Primordialisme Kerap Muncul Menjelang Pilkada?
PRIMORDIAL: Primordialisme sering kali menjadi sorotan dalam konteks politik, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Foto: Pixabay --
c. Mengaburkan Isu Substansial dalam Pilkada
Penggunaan isu-isu primordial sering kali mengaburkan isu-isu substansial yang seharusnya menjadi fokus dalam Pilkada.
Alih-alih membahas program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kandidat dan pendukungnya cenderung lebih fokus pada isu identitas yang bersifat emosional.
Hal ini menyebabkan pemilih kurang memahami program dan visi-misi yang ditawarkan oleh kandidat, dan memilih berdasarkan faktor yang tidak relevan dengan kinerja politik.
d. Menimbulkan Konflik Horizontal
Primordialisme juga dapat memicu konflik horizontal di masyarakat. Ketegangan antar kelompok yang berasal dari etnis, agama, atau suku yang berbeda dapat meningkat ketika isu primordial dijadikan alat politik.
Konflik ini dapat terjadi dalam bentuk kekerasan fisik, diskriminasi sosial, atau ketidakpercayaan antar kelompok yang berbeda identitas.
//Cara Mengatasi Primordialisme dalam Pilkada
Mengatasi primordialisme dalam Pilkada membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
a. Peningkatan Literasi Politik Masyarakat
Pendidikan politik yang baik dapat membantu masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih pemimpin.
Dengan memahami pentingnya visi-misi dan program kerja kandidat, masyarakat akan lebih fokus pada substansi Pilkada daripada identitas primordial.
b. Penggunaan Media yang Bertanggung Jawab
Media, terutama media sosial, harus lebih bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi.
Pemerintah dan penyelenggara Pilkada juga perlu memantau konten yang disebarkan di media sosial agar tidak ada narasi yang memicu polarisasi dan perpecahan sosial.