Mengenal Skeleton: Olahraga Musim Dingin yang Populer

Mengenal Skeleton: Olahraga Musim Dingin yang Populer--Foto: screenshot ig @heraskevychvladyslav

Berat kereta luncur biasanya antara 30 hingga 43 kg untuk pria dan 25 hingga 35 kg untuk wanita. Bentuk kereta yang pipih memudahkan atlet untuk tetap dekat dengan tanah, yang memberikan kestabilan selama meluncur.

2. Helm: Atlet skeleton wajib mengenakan helm sebagai pelindung kepala. Helm ini dilengkapi dengan visor atau pelindung wajah untuk melindungi dari angin dan serpihan es yang berterbangan selama perjalanan.

3. Pakaian: Atlet mengenakan pakaian aerodinamis yang ketat untuk mengurangi hambatan angin. Biasanya, pakaian ini terbuat dari bahan yang ringan tetapi kuat, yang juga membantu menjaga suhu tubuh di lintasan es.

4. Sepatu dengan Paku: Sepatu yang digunakan memiliki paku kecil di bagian solnya. Ini membantu para atlet saat start, di mana mereka harus mendorong kereta luncur mereka dengan cepat sebelum melompat dan berbaring di atasnya. Dorongan awal ini sangat penting untuk mencapai kecepatan tinggi di lintasan.

BACA JUGA:Hasil Laga Match 2 dan Klasemen Sementara Liga Champions, Barca Bangkit, Milan Makin Terpuruk

BACA JUGA:Jajanan Anak Sekolah Wajib Diawasi, Kadis Kesehatan Bengkulu Selatan Bilang Begini

Setiap atlet memulai dari garis start, berlari secepat mungkin sambil mendorong kereta luncur, kemudian melompat ke atas kereta dengan posisi tengkurap.

Setelah berada di atas kereta, atlet harus memanfaatkan gravitasi untuk meluncur ke bawah jalur es yang curam dan berkelok-kelok. Lintasan skeleton mirip dengan bobsled atau luge, tetapi lebih sempit.

Posisi tubuh atlet sangat penting dalam skeleton. Dengan berbaring tengkurap dan kepala terlebih dahulu, atlet berusaha menjaga tubuh tetap stabil dan rendah di kereta luncur untuk meminimalkan hambatan angin.

Mereka mengendalikan arah dengan menggerakkan bahu, lutut, atau pergelangan kaki. Ini membuat skeleton menjadi olahraga yang sangat menuntut keahlian teknis, karena atlet harus menjaga keseimbangan antara kecepatan dan kendali di tikungan-tikungan tajam.

Kecepatan dalam skeleton bisa mencapai lebih dari 130 km/jam, membuat olahraga ini salah satu yang tercepat di Olimpiade Musim Dingin.

BACA JUGA:Hasil Laga Match 2 dan Klasemen Sementara Liga Champions, Barca Bangkit, Milan Makin Terpuruk

BACA JUGA:Jajanan Anak Sekolah Wajib Diawasi, Kadis Kesehatan Bengkulu Selatan Bilang Begini

Namun, dengan kecepatan ini datang risiko yang cukup besar. Atlet harus menghadapi tikungan tajam, perubahan elevasi yang tiba-tiba, dan jalur es yang licin. Kecelakaan dalam skeleton dapat menyebabkan cedera serius, seperti gegar otak atau patah tulang.

Karena risiko yang tinggi, skeleton bukanlah olahraga untuk semua orang. Atlet harus memiliki keberanian, refleks cepat, dan kemampuan untuk membuat keputusan dalam sepersekian detik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan