RSUD Rejang Lebong, Menunggu Kepastian Hibah Bank Dunia
PERAWATAN: Tampak salah satu gedung perawatan RSUD Rejang Lebong. Arie Saputra Wijaya/RB--
“Hingga saat ini, pembangunan telah mencapai sekitar 40 persen dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024,” tambahnya.
Ruangan khusus ini didesain untuk menampung dan mengoperasikan alat-alat bantuan hibah dengan standar keamanan dan kenyamanan bagi pasien serta petugas medis yang akan mengoperasikannya.
BACA JUGA:Peserta Seleksi PPPK Rejang Lebong Mencapai 1.262 Orang
BACA JUGA:40 WBP Lapas Curup Rampungkan Program Rehabilitasi Narkoba
Dengan fasilitas yang memadai, diharapkan proses pemeriksaan, diagnosis, dan pengobatan dapat berlangsung secara efisien dan aman.
“Untuk memastikan kelancaran pengoperasian peralatan baru ini, manajemen RSUD Rejang Lebong juga telah melakukan persiapan dari sisi sumber daya manusia (SDM).
Dua dokter spesialis yakni spesialis saraf dan penanganan stroke dari RSUD Rejang Lebong saat ini tengah menjalani pendidikan subspesialis guna memperdalam keahlian mereka di bidang yang relevan,” jelas Dhendi.
Selain peningkatan fasilitas dan SDM, RSUD Rejang Lebong juga telah memperkuat jaringan kerjasama dengan beberapa rumah sakit rujukan nasional seperti Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), RS Dharmais, dan RSJKO Bengkulu serta RSJ Bogor.
Kerjasama ini bertujuan untuk memastikan bahwa RSUD Rejang Lebong selalu didukung oleh rumah sakit dengan fasilitas lebih besar dan sumber daya yang lebih lengkap, terutama untuk penanganan kasus-kasus yang sangat kompleks.
“Bantuan hibah dari Bank Dunia ini merupakan langkah besar bagi RSUD Rejang Lebong dalam meningkatkan layanan kesehatan di daerah tersebut.
Dengan adanya fasilitas dan peralatan medis modern, masyarakat Rejang Lebong kini memiliki akses lebih luas terhadap layanan kesehatan yang sebelumnya hanya tersedia di kota besar,” demikian Dhendi.