Mengintip Awal Mula Kemunculan Cosplay, Populer di Amerika Abad 20

Begini sejarah mula munculnya cosplay --Foto: screenshot ig @anyageraldine

Inspirasi juga datang dari budaya idol di Jepang, di mana penggemar sering mencoba meniru gaya berpakaian atau penampilan artis favorit mereka. Pengaruh budaya Barat, seperti film fiksi ilmiah Hollywood, turut memengaruhi tren ini.

Pada awal 1980-an, konsep mengenakan kostum sebagai bentuk ekspresi diri mulai berakar kuat di Jepang. Ketika Nobuyuki Takahashi memperkenalkan istilah "cosplay" setelah kunjungannya ke Worldcon, istilah ini langsung diadopsi oleh komunitas penggemar Jepang. Dari sinilah istilah "cosplay" menjadi populer, dan praktik mengenakan kostum berkembang menjadi budaya yang lebih terstruktur di Jepang.

Pada 1990-an, cosplay mulai dikenal secara internasional, seiring meningkatnya popularitas anime dan manga di seluruh dunia. Serial seperti Dragon Ball, Sailor Moon, dan Naruto membuka jalan bagi budaya Jepang untuk diterima secara global. Konvensi besar seperti Anime Expo di Amerika Serikat dan Japan Expo di Prancis menjadi platform penting bagi penggemar untuk menunjukkan kreativitas mereka melalui cosplay.

Di Jepang sendiri, distrik Harajuku di Tokyo menjadi pusat bagi para cosplayer untuk berkumpul dan menampilkan kostum mereka. Perusahaan seperti Bandai dan Square Enix juga mulai mendukung komunitas cosplay dengan merilis kostum resmi karakter mereka.

BACA JUGA:Ini 6 Negara Asia Lolos Otomatis ke Piala Dunia 2026, Hingga Match 5, Nasib Timnas?

BACA JUGA:Ini 5 Rekomendasi Masakan Khas Serawai Beserta Resep Lengkapnya

Cosplay bukan sekadar mengenakan kostum; ia juga melibatkan aspek seni, desain, dan akting. Banyak cosplayer yang membuat sendiri kostum mereka, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk memastikan setiap detail sesuai dengan karakter yang mereka perankan. Dalam prosesnya, mereka mempelajari keterampilan seperti menjahit, tata rias, dan pembuatan aksesori.

Komunitas cosplay juga memainkan peran penting. Melalui konvensi dan media sosial, cosplayer dapat berbagi tips, berkolaborasi, dan saling mendukung. Fenomena ini mendorong perkembangan ekonomi kreatif, termasuk pembuatan kostum, fotografi cosplay, dan perlengkapan khusus.

Saat ini, cosplay telah menjadi bagian penting dari budaya populer. Selain di konvensi, cosplay juga muncul di acara-acara besar seperti **Parade Halloween Shibuya** dan festival budaya lainnya. Bahkan, cosplay telah menjadi profesi bagi beberapa orang, dengan cosplayer profesional seperti **Enako** di Jepang yang mendapatkan penghasilan besar melalui penampilan dan kolaborasi dengan merek terkenal.

Cosplay juga menciptakan ruang untuk inklusi dan ekspresi diri. Banyak orang merasa bahwa cosplay memungkinkan mereka untuk menjadi diri sendiri, mengeksplorasi identitas mereka, atau merasakan keajaiban menjadi karakter favorit mereka.

BACA JUGA:Bingung Pilih Bata Ringan atau Bata Merah untuk Kontruksi, Berikut Ulasannya

BACA JUGA:Mitos Potong Rambut Saat Hamil Akan Buat Anak Lahir Kurang Normal, Ini Penjelasannya

Cosplay adalah perpaduan antara kreativitas, kecintaan terhadap budaya populer, dan dedikasi. Dari awalnya sebagai tradisi kecil di acara fiksi ilmiah hingga menjadi fenomena global, cosplay mencerminkan bagaimana budaya dan teknologi dapat bersatu untuk menciptakan komunitas yang penuh semangat. Bagi banyak orang, cosplay adalah lebih dari sekadar hobi—itu adalah cara untuk menghidupkan imajinasi dan merayakan seni dalam berbagai bentuk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan