Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Rejang Lebong Butuh Tambahan Buku Sejarah Daerah
MOBIL BACA: Salah satu kegiatan yang dilakukan Dinas Perpustakaan Daerah Rejang Lebong adalah mengaktifkan perpustakaan keliling melalui mobil baca ke sekolah-sekolah.-foto: arie/koranrb.id-
Namun, meskipun jumlah koleksi buku cukup besar, distribusi tema bacaan masih belum merata. Buku-buku bertema sejarah lokal dan budaya daerah masih sangat terbatas, sehingga perlu ada upaya tambahan untuk melengkapi kebutuhan ini.
Buku sejarah lokal memiliki peran penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan identitas budaya mereka. Melalui buku-buku ini, generasi muda dapat memahami asal-usul mereka, tradisi yang diwariskan, serta perjuangan masyarakat lokal di masa lalu.
"Buku-buku bertema sejarah suku Rejang memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca, terutama mahasiswa. Buku bacaan soal sejarah suku Rejang ini biasanya dicari oleh para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi," terangnya.
Ia juga menekankan bahwa literasi sejarah lokal tidak hanya bermanfaat bagi dunia akademik, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan modern dengan tetap memegang teguh nilai-nilai tradisional.
Ke depan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Rejang Lebong berencana untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, penulis lokal, dan masyarakat umum. Dengan kerja sama ini, diharapkan koleksi buku perpustakaan dapat terus bertambah dan memenuhi kebutuhan literasi masyarakat.
BACA JUGA:SKB CPNS Digelar Desember, Akhir November Pengumuman Kelulusan SKD
BACA JUGA: UMK Bengkulu 2025 Ditetapkan Pekan Depan, Begini Penjelasan Disnaker dan SPSI Bengkulu
Selain itu, ada upaya untuk memperbanyak buku-buku adat istiadat dan sejarah masyarakat Rejang yang telah ditulis oleh para penulis lokal.
"Belum lama ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong memberikan reward atau bonus kepada empat penulis buku adat istiadat masyarakat Rejang di wilayah itu, sehingga diharapkan buku yang ditulis itu bisa diperbanyak," jelas Zulkarnain.
Dengan adanya tambahan koleksi buku sejarah lokal, perpustakaan daerah tidak hanya akan menjadi pusat literasi, tetapi juga menjadi pusat pelestarian budaya dan identitas masyarakat Rejang Lebong.
Zulkarnain berharap seluruh elemen masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung pengembangan perpustakaan daerah.
Ia meyakini bahwa akses literasi yang lebih luas akan membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan dan pelestarian budaya di Kabupaten Rejang Lebong.
"Peran serta masyarakat, penulis, dan pihak lain sangat penting dalam mendukung keberlanjutan perpustakaan kita. Bersama-sama, kita bisa memperkaya wawasan dan melestarikan sejarah lokal untuk generasi mendatang," tutupnya.