Obati Luka Bakar Pakai Pasta Gigi, Benar Atau Salah? Simak Penjelasannya

Reporter: Jery Yasprianto |

Editor: Fazlul Rahman |

Sabtu , 28 Dec 2024 - 09:38

Mitos tentang mengoleskan pasta gigi pada luka bakar hingga saat ini masih kerap dilakukan di masyarakat. --pixabay

Hal ini dapat menyebabkan peradangan lebih lanjut dan memperlambat proses penyembuhan. Pasta gigi dapat membentuk lapisan di atas luka, yang menyulitkan tubuh untuk melakukan proses penyembuhan alami.

Lapisan ini juga bisa membuat sulit bagi tenaga medis untuk menilai kondisi luka dan memberikan perawatan yang tepat.

Jika pasta gigi digunakan, suhu panas dari luka mungkin terjebak di bawah lapisan pasta, sehingga memperparah kerusakan jaringan di bawahnya.

Jika mengalami luka bakar, langkah-langkah berikut adalah cara yang tepat untuk menanganinya. Segera jauhi sumber panas atau hentikan kontak dengan benda yang menyebabkan luka bakar.

Siram area luka bakar dengan air bersih yang mengalir suhu normal, bukan air dingin atau es selama 10-20 menit.

Ini membantu menurunkan suhu luka, mengurangi kerusakan jaringan, dan meredakan rasa sakit. Jangan mengoleskan bahan seperti pasta gigi, mentega, minyak, atau bedak pada luka bakar.

Bahan-bahan ini tidak hanya tidak membantu tetapi juga bisa memperparah kondisi luka. Setelah luka dibersihkan, tutupi dengan kain atau perban bersih yang tidak lengket untuk melindungi area luka dari infeksi.

Jika luka bakar luas, dalam, atau melibatkan area sensitif seperti wajah, tangan, atau seni, segera cari pertolongan medis.

Mitos penggunaan pasta gigi pada luka bakar menunjukkan betapa pentingnya edukasi tentang pertolongan pertama yang benar.

Informasi yang salah tidak hanya memperlambat penyembuhan tetapi juga berisiko menyebabkan komplikasi serius.

Kampanye kesehatan oleh tenaga medis, lembaga kesehatan, dan media dapat membantu mengoreksi kesalahpahaman ini.

Mengoleskan pasta gigi pada luka bakar adalah mitos yang tidak didukung oleh bukti medis.

obati luka bakar pakai pasta gigi, benar atau salah? simak penjelasannya                            koranrb.id - mitos tentang mengoleskan pasta gigi pada luka bakar hingga saat ini masih kerap dilakukan di masyarakat. 
bahkan mitos ini sudah turun menurun dan masih terus dilakukan, padahal mitos mengoleskan pasti gigi pada luka bakar adalah salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat. 
meskipun pasta gigi merupakan produk yang umum ditemukan di rumah, penggunaannya untuk luka bakar tidak hanya tidak efektif tetapi juga dapat memperburuk kondisi luka. 
berikut adalah penjelasan lengkap mengenai mitos ini, dampaknya, serta langkah penanganan luka bakar yang benar. 
mitos ini kemungkinan besar berasal dari sifat pasta gigi yang memberikan sensasi dingin ketika digunakan.  sensasi ini dihasilkan oleh bahan seperti mentol atau peppermint yang sering ada dalam pasta gigi. 
baca juga:mucikari dapat untung rp300 ribu: pengungkapan tppo polres bengkulu selatan
baca juga:3 bulan ditutup polisi, wisata napal jungur kembali buka di libur nataru
karena luka bakar sering kali disertai rasa panas dan perih, orang mungkin berpikir bahwa sensasi dingin dari pasta gigi dapat meredakan rasa tidak nyaman. 
selain itu, sifat pasta gigi yang kental membuatnya terlihat seperti salep, sehingga banyak orang salah menganggapnya sebagai obat darurat untuk luka bakar.
secara medis, pasta gigi tidak dirancang untuk digunakan pada kulit, apalagi pada area luka yang sensitif. berikut adalah beberapa alasan mengapa pasta gigi tidak boleh diaplikasikan pada luka bakar.
pasta gigi mengandung bahan-bahan yang aman untuk gigi tetapi tidak steril untuk kulit yang rusak. 
penggunaan pasta gigi pada luka bakar dapat meningkatkan risiko infeksi karena bakteri atau partikel lainnya yang mungkin masuk ke luka.
beberapa bahan aktif dalam pasta gigi, seperti mentol, fluoride, atau baking soda, dapat mengiritasi kulit yang sudah rusak akibat luka bakar. 
baca juga:4 geng motor terpantau aktif di kota bengkulu, 9 diduga anggota berhadapan dengan hukum 
baca juga:bnn rehabilitasi 100 orang, didominasi pemakai samcodin
hal ini dapat menyebabkan peradangan lebih lanjut dan memperlambat proses penyembuhan. pasta gigi dapat membentuk lapisan di atas luka, yang menyulitkan tubuh untuk melakukan proses penyembuhan alami. 
lapisan ini juga bisa membuat sulit bagi tenaga medis untuk menilai kondisi luka dan memberikan perawatan yang tepat.
jika pasta gigi digunakan, suhu panas dari luka mungkin terjebak di bawah lapisan pasta, sehingga memperparah kerusakan jaringan di bawahnya.
jika mengalami luka bakar, langkah-langkah berikut adalah cara yang tepat untuk menanganinya. segera jauhi sumber panas atau hentikan kontak dengan benda yang menyebabkan luka bakar.
siram area luka bakar dengan air bersih yang mengalir suhu normal, bukan air dingin atau es selama 10-20 menit. 
ini membantu menurunkan suhu luka, mengurangi kerusakan jaringan, dan meredakan rasa sakit. jangan mengoleskan bahan seperti pasta gigi, mentega, minyak, atau bedak pada luka bakar. 
baca juga:40 desa di kaur terancam tak bisa cairkan add triwulan iv, sisa 3 hari 2024
baca juga:kerugian negara tipikor dd gunung kaya rp611 juta belum pulih, jaksa telusuri aset terdakwa
bahan-bahan ini tidak hanya tidak membantu tetapi juga bisa memperparah kondisi luka. setelah luka dibersihkan, tutupi dengan kain atau perban bersih yang tidak lengket untuk melindungi area luka dari infeksi.
jika luka bakar luas, dalam, atau melibatkan area sensitif seperti wajah, tangan, atau seni, segera cari pertolongan medis.
mitos penggunaan pasta gigi pada luka bakar menunjukkan betapa pentingnya edukasi tentang pertolongan pertama yang benar. 
informasi yang salah tidak hanya memperlambat penyembuhan tetapi juga berisiko menyebabkan komplikasi serius. 
kampanye kesehatan oleh tenaga medis, lembaga kesehatan, dan media dapat membantu mengoreksi kesalahpahaman ini.
mengoleskan pasta gigi pada luka bakar adalah mitos yang tidak didukung oleh bukti medis. 
baca juga: malam tahun baru di bengkulu diprediksi diguyur hujan
baca juga: disidak dewan, direktur rsmy: kita akan perbaiki pengaturan cuti dokter spesialis
meskipun terlihat seperti solusi sederhana, tindakan ini dapat memperparah kondisi luka dan meningkatkan risiko infeksi. 
penanganan yang benar, seperti membilas luka dengan air mengalir dan menghindari penggunaan bahan yang tidak steril, jauh lebih efektif dan aman. 
edukasi masyarakat tentang pertolongan pertama yang tepat adalah kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat tindakan yang keliru.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu, Minggu 29 Desember 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan