Upaya Satgas Yonif 144/JY dalam Penanganan WNA Papua Nugini yang Masuk ke Indonesia

Satgas Yonif 144/ Jaya Yudha saat menerima kedatangan warga Papua Nugini yang akan masuk ke Indonesia melalui pos pengamanan perbatasan --Istimewa

KORANRB.ID - Permasalahan pendatang WNA asal PNG merupakan tugas khusus yang melibatkan Personel Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 144/JY, dengan berbagai alasan yang diungkapkan oleh Warga PNG untuk masuk ke Wilayah NKRI.

Keluarga, Agama, Keturunan, Ras dan Pekerjaan merupakan alasan yang paling dominan disampaikan. Kali ini terjadi di wilayah binaan Pos Kombut Distrik Kombut, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan.


Permasalahan pendatang WNA asal PNG merupakan tugas khusus yang melibatkan Personel Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 144/JY, dengan berbagai alasan yang diungkapkan oleh Warga PNG untuk masuk ke Wilayah NKRI.--

Dipimpin oleh Wadanpos Serda Melka beserta Personel Pos Kombut melaksanakan pendataan kepada warga Pendatang sebanyak 27 orang dengan menggandeng Aparatur Kampung dan Tokoh Agama di kampung Kombut sebagai Mediator dan penerjemah Bahasa untuk memerintahkan warga PNG kembali ke Negaranya dan menyampaikan aturan yang berlaku di Negara ini.

Dansatgas Yonif 144/JY Letkol Inf Eko Siswanto, S.Hub.Int dalam waktu yang sama di Asikie menjelaskan "menjadi hal yang harus diperhatikan, dengan jumlah pendatang yang terus meningkat setiap tahunnya telah menimbulkan berbagai permasalahan dalam penanganan di Indonesia.

BACA JUGA:SK Pangkat 186 PNS Tak Kunjung Turun, Kabarnya Masih di Meja Plt Gubernur, Ini Kata Kepala BKD

Selain itu, belum optimalnya fungsi PLBN Yatetkun di daerah kami menjadi masalah besar dalam menyelesaikan persoalan ini, kita sama-sama mengetahui banyaknya jalan-jalan kecil dan jalur sungai kecil yang bermuara ke sungai Kalimunyu sebagai sarana WNA asal PNG untuk masuk ke wilayah NKRI. 

"Hal ini menjadi tantangan berat dan cukup serius bagi kami dalam menjalan tugas serta fungsi menjaga Wilayah Perbatasan, dimana keterbatasan sarana, bahasa dan ras yang sama antara warga pendatang dengan Warga Asli Papua sangat sulit dibedakan diwilayah perbatasan ini. Oleh sebab itu kami melaksanakan kolaborasi dengan Aparatur Distrik dan Kampung untuk membatu kami dalam menyelesaikan masalah ini" ungkap Dansatgas.

Bapak Alfon sebagai kepala Kampung membantu Personel Pos Kombut dalam mendata serta mengumpulkan warga PNG yang berada di wilayah Binaan Pos Kombut, dibantu oleh Bapak Manu selaku tokoh agama bersama sama untuk memerintahkan kembali ke Negara nya, dengan Bahasa PNG aturan yang berlaku disampaikan.

Bapak Alfon juga menyampaikan kepada Personel satgas, bahwa mereka datang kesini dengan alasan hubungan keluarga, dan dengan adanya Aparat TNI yang menjaga wilayah Perbatasan, warga Negara PNG ini akan takut dan mau untuk kembali ke Negaranya, besar harapan kami Bapak-Bapak TNI selalu aktif dan kami siap membantu kapan saja dipanggil, selanjutnya kami akan menginformasikan jika ada perkembangan yang menonjol di wilayah ini" ungkapnya.

BACA JUGA:300 Orang Dinyatakan Lulus PPPK di Bengkulu Selatan, Ini Rinciannya

Berdasarkan kondisi tersebut, besar harapan kami untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan kerja sama dalam langkah penanganannya. Kolaborasi dengan Aparatur setempat, Pemerintah Daerah dan Aparat Keimigrasian sangatlah diperlukan dalam hal ini dimana kami Selaku Satgas Yonif 144/JY yang saat ini sedang melaksanakan Pengamanan perbatasan tidak salah dalam mengambil tindakan sesuai aturan hukum dan Undang-undang yang berlaku di Negara kita dan harapannya kejadian ini tidak terulang kembali setiap tahunnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan