Proses Amdal dan RKAB Tambang Emas di Seluma Dikebut, Potensi Besar Bagi Daerah

BACA JUGA:KN Capai Rp4 Miliar, Kejari Bengkulu Turunkan 9 JPU di Sidang Perkara Proyek KYG Bank BUMN

Bahkan, kandungan emas di tiga titik lokasi tambang diperkirakan melampaui tambang emas PT. Freeport Indonesia di Papua.

Mantan Kepala Dinas ESDM Seluma yang kini menjabat sebagai Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Seluma, Riduan Sabrin, ST mengungkapkan bahwa setiap 5.000 hektare lahan tambang emas di Seluma berpotensi menghasilkan 2 juta ons troy emas dan 2,7 juta ons troy perak. 

Total wilayah tambang yang dikelola PT. ESDM mencapai 30.010 hektare.

“Potensi ini luar biasa besar.

BACA JUGA:Teddy-Gustianto Sampaikan Pesan Khusus untuk Warga Seluma

Penelitian sebelumnya menunjukkan kandungan emas dan perak yang signifikan, yang jika dikelola dengan baik, akan menjadi sumber pendapatan yang luar biasa bagi Seluma,” jelas Riduan.

Tambang emas ini telah melalui proses panjang sejak tahun 2008, saat izin pencadangan wilayah diberikan oleh Bupati Seluma. 

Kemudian, izin eksplorasi diterbitkan pada tahun 2010.

Namun, perubahan aturan pada 2017 mengalihkan proses perizinan ke Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

BACA JUGA:167 CJH Cek Kesehatan, Pelunasan Bipih Menunggu

Pada 2023, status kawasan hutan di lokasi tambang telah diturunkan dari hutan lindung (HL) menjadi Areal Penggunaan Lain (APL), memungkinkan tambang ini dikelola dengan sistem penambangan terbuka (open-pit mining), seperti tambang emas di Papua.

“Saat ini investor dari PT. ESDM sedang menyelesaikan AMDAL, karena adanya perubahan sistem penambangan dari teknik underground, menjadi terbuka atau Open-pit mining seperti yang ada di Timika Papua,” pungkasnya.

Kehadiran tambang emas ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat Seluma. 

Namun, proses operasional tambang harus tetap memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.