Surplus Perdagangan Bengkulu Capai USD53,85 Juta, Tanpa Impor, Indikasi Ekonomi Lesu
BAHAS: Suasana prees release BPS Provinsi Bengkulu di Aula Rafflesia BPS Provinsi Bengkulu beberapa waktu lalu.--RENO/RB
BENGKULU, KORANRB.ID - Surplus neraca perdagangan sebesar USD 53,85 juta yang dicatat Provinsi Bengkulu hingga pertengahan tahu 2025, tidak sepenuhnya mencerminkan kekuatan ekonomi.
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu pada 1 Agustus menunjukkan bahwa neraca perdagangan Bengkulu pada Juni 2025 mengalami surplus sebesar USD2,81 juta, sehingga secara kumulatif mencapai USD53,85 juta sepanjang semester I 2025.
Namun selama periode tersebut, tidak tercatat adanya impor barang ke Bengkulu, sehingga surplus terjadi semata-mata karena tidak ada arus barang masuk.
Menyikapi hal tersebut, pengamat ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Anzori Tawakal, ST, M. Si, kondisi ini justru menjadi indikator melemahnya aktivitas perdagangan dan industri, karena terjadi di tengah ketiadaan impor dan penurunan tajam ekspor.
BACA JUGA:Warga Jalan Sepakat Swadaya Gotong-Royong Perbaiki Jalan Rusak
“Surplus tanpa adanya aktivitas impor bukan kabar menggembirakan.
Itu bisa menandakan aktivitas produksi dan konsumsi dalam negeri sedang lesu.
Ini justru menunjukkan perlambatan ekonomi yang perlu diwaspadai,” ujar Azhari, Minggu, 3 Agustus 2025.
Di sisi lain, nilai ekspor justru turun drastis. Total ekspor pada Januari hingga Juni 2025 hanya USD53,85 juta, turun 42,48 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD93,61 juta.
BACA JUGA:Bentuk Bank Sampah di Setiap Kelurahan di Kota Bengkulu
Penurunan tertinggi terjadi pada komoditas kayu dan barang dari kayu, yang anjlok 97,91 persen dibanding tahun lalu.
Sebaliknya, komoditas binatang hidup mengalami peningkatan paling tajam, mencapai USD1,22 juta, atau naik hingga 45.752 persen dibanding Januari hingga Juni 2024.
Dalam data tersebut dketahu tiga negara tujuan ekspor terbesar masih didominasi kawasan Asia Tenggara, yakni Filipina (USD 9,68 juta), Thailand (USD9,60 juta), dan Vietnam (USD 8,50 juta). Ketiganya berkontribusi sebesar 51,59 persen terhadap total ekspor Provinsi Bengkulu.