Bukan Cuma Kejar Tanam, Panen MT-2 di Lebong Harus Maksimal!

MT-2: Wakil Bupati Lebong, Drs. Fahrurrozi, M.Pd meminta Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) terus menggenjot program tanam padi dua kali setahun. Muharista Delda/RB--

Dalam pelaksanaan MT-2 tahun ini juga diharapkan tersebar merata. Setiap kecamatan harus berkontribusi.

Soal persentasenya disesuaikan dengan potensi lahan persawahan yang dimiliki. 

BACA JUGA: Kekurangan Eselon II, Terima Usulan 63 PNS Naik Pangkat

BACA JUGA:Pemilu 2024: Pemilih Sakit, KPU Persilakan Pindah TPS

Dilansir sebelumnya, program MT-2 terus digencarkan Pemkab Lebong bukan sekadar bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Peningkatan sektor pertanian itu juga dimaksudkan sebagai upaya mencegah terjadinya inflasi di Kabupaten Lebong. 

Apalagi sampai saat ini Kabupaten Lebong masih sangat bergantung dengan pasokan hasil pertanian dari daerah lain hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Salah satunya kebutuhan sayur mayur.

Padahal rata-rata kondisi tanah di Kabupaten Lebong sangat subur sehingga sangat potensial dimanfaatkan sebagai sentral budidaya sayur mayur. 

Kalau masalah kebutuhan pangan itu tidak segera diatasi, kelompok bahan pangan akan terus menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar karena Lebong harus mencukupi kebutuhannya dengan impor.

Dengan hasil produksi lokal yang minim, jelas memicu kenaikan harga. 

Sebagai salah satu tindak pencegahan terjadinya inflasi beras, petani Kabupaten Lebong diimbau tidak menjual gabah maupun beras hasil panen MT-2 kepada tengkulak.

Apalagi sampai dijual ke luar Lebong. 

Dengan hanya menjual gabah ke gudang lokal, diharap bisa menunjang kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perberasan yang sejak tahun 2023 sudah dioperasikan.

Dimana kebutuhan produksi beras kemasan unggulan yang akan dijalankan BUMD bahan bakunya diprioritaskan gabah hasil panen lokal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan