Gerakan Kampus Kritik Pemerintah Terus Bermunculan, Soroti Rekayasa Konstitusi hingga Pelemahan KPK

Ketua Senat Unpad Ganjar Kurnia bersama sivitas akademika Unpad menyampaikan peryantaan sikap. --medcom.id

”Kami juga menyerukan kepada penyelenggara pemilu, baik KPU dan Bawaslu hingga jajarannya di tingkat TPS, untuk menjaga integritas dan netralitas. Sehingga pemilu benar-benar berjalan sesuai dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,” tuturnya.

BACA JUGA:8 Cara Menjaga Kesehatan Mata, Nomor 3 dan 6 Mudah Dilakukan

Begitu pula aparat keamanan, kepolisian, militer, dan ASN untuk bersikap netral selama proses Pemilu dan Pilpres 2024.

Seruan itu ditujukan pula kepada jajaran presiden, wakil presiden, gubernur, wakil gubernur, bupati/wali kota serta wakil bupati/wakil wali kota.

Para pejabat itu diminta bersikap proporsional dengan mengedepankan etika selama proses Pemilu dan Pilpres 2024.

”Kepada warga Muhammadiyah, terutama mahasiswa, dosen, dan karyawan di lingkungan PTMA diimbau untuk menjadi pengawas independen di masing-masing TPS dan melaporkan jika terjadi pelanggaran dan kecurangan,” ungkapnya.

BACA JUGA:Objek Wisata Alam dan Sejarah di Bengkulu Utara Ini Ada Peninggalan Penjajah Belanda

Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, munculnya sorotan dari akademisi itu merupakan bentuk kritik para cendekia atas kondisi negeri atau demokrasi yang dianggap rusak atau sudah tidak on the track lagi.

Para akademisi yang awalnya diam lama-lama gerah lantaran demokrasi di negeri ini sudah dibajak oleh kepentingan kekuasaan.

”Kalau saya sih melihatnya sesuatu yang positif saja dari gerakan moral kalangan kampus. Karena bagaimanapun, kampus itu penjaga moral dan etik bangsa,” ungkapnya. 

Apalagi, lanjut dia, ketika DPR dirasa sudah tidak bisa mengontrol pemerintah. Lalu, partai politik juga tidak bisa mengawasi pemerintahan.

BACA JUGA:3 Hantu Paling Seram di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia! Kamu Pernah Melihatnya?

Maka, gerakan-gerakan moral dari kampus, baik mahasiswa maupun guru besar, dosen, dan lainnya, itu muncul untuk jadi pengingat agar Jokowi menjalankan roda pemerintahan dengan baik.

Sehingga Jokowi tidak keluar batas, dalam konteks seenaknya membangun pemerintahan yang berbasis kepentingan pribadi. 

”Tentu ini koreksi keras dari kalangan kampus pada pemerintahan Jokowi untuk tidak sombong, tidak memaksakan kehendak, dan untuk menjalankan pemerintahan dalam koridor demokrasi yang sehat,” tutur direktur eksekutif Indonesia Political Review tersebut. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan