Lapak Pasar Inpres Belum Ditempati, Ternyata Ini Alasannya!
SEPI : Lapak pedagang di Pasar Inpres Bintuhan tampak sepi.--RUSMAN AFRIZAL/RB
BACA JUGA:Pasokan BBM Selama Ramadan 3.600 Ton Untuk 3 SPBU di Bengkulu Selatan
Setalah adanya hibah, para pedagang masih enggan untuk pindah ke lapak yang telah disediakan.
Maka, pihak Disprindagkop akan mengambil langkah tegas dengan terjun langsung ke lapangan untuk menertibkan para padagang.
Tentu sebelum penertiban, para pedagang akan disurati terlebih dahulu.
"Jika memang tidak mau pindah tentu akan kita tertibkan, untuk apa kita bangun lapak kalau tidak mau ditempati," tegasnya.
BACA JUGA:Jaga Kamtibmas Selama Ramadan, Ini Pesan Kapolres Kaur
Terpisah Endy menjelaskan di tahun ini, Disperindagkop menargetkan Pajak dan Retribusi Daerah (PAD) dari sektor pasar tak jauh beda dengan tahun 2023 yang lalu, target PAD hanya naik di kisaran Rp 5 juta saja dengan total keseluruhan sekitar Rp 205 juta.
Kenaikan PAD sendiri hanya di lakukan di salah satu pasar utama Pemkab Kaur yakni pasar Inpres Bintuhan Kabupaten Kaur.
"Tak jauh beda dengan tahun lalu, kita sudah ada gambaran untuk target PAD pasar. Tapi masih gambarannya saja," ungkap Endy.
Target PAD dari 12 pasar yang di bawah naungan Pemkab Kaur terbesar dari Pasar Inpres Bintuhan Rp 65 juta.
BACA JUGA:Ketua DPRD Bengkulu Selatan Ingatkan Bupati, Pembangunan Jangan Mangkrak
kemudian disusul pasar Merpas Rp 60 juta.
Sementara sisanya, menyerasikan dengan jumlah pengunjung yang ada di pasar.
"PAD sendiri kita pungut dari, lapak para pedagang yang berjualan.
Mereka akan dimintai uang retribusi dari pihak ketiga pengelola pasar, kemudian barulah akan disetorkan oleh pihak ketiga untuk Pemkab Kaur," ujar Endy.